Tuesday, July 7, 2020

Sediaan Sirup


Hai temen temen blogger disini saya akan sedikit membahas mengenai sediaan sirup,
Semoga bermanfaatđź’“

a.    Pengertian
     Dalam Farmakope Indonesia edisi III,Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa,C12H22O11,tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (Ansel, 1989)
     Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirop simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66% , kecuali dinyatakan lain (Syamsuni, 2007). Sirop adalah larutan pekat gula atau gula lain yang cocok yang di dalamnya ditambahkan obat atau zat wewangi, merupakan larutan jerni berasa manis. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol, atau polialkohol yang lain dalam jumlah sedikit, dengan maksud selain untuk menghalangi pembentukan hablur sakarosa, juga dapat meningkatkn kelarutan obat (Anonim, 1978).
     Sirupi adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam yang minimal mengandung 50% sukrosa. Penambahan bahan obat atau sari tumbuhan dapat merupakan komponen lainnya dari sirupi.
      Kandungan sakarosa dari sirup yang tercantum dalam Farmakope terletak antar 50 dan 65%, akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%.
      Dalam larutan gula yang jenuh (kira – kira 66%) tidak memungkinkan pembentukan jamur oleh karena dengan larutan berkonsentrasi tinggi, air yang diperlukan bagi perkembngbiakan micro organisme akan dihisap melalui proses osmosis. Atas dasar daya tahannya itulah, sediaan berkonsentrasi tinggi dinilai paling baik, meskipun harus pula memperhatikan bahwa tingginya kandunagn gulan dari sirup dapat menyebabkan berkurangnya kelarutan bahan oabt tertentu di dalamnya (Voight, 1995).

b.      Komponen Sirup
            1)     Zat aktif : zat aktif adalat zat utama / zat yang berkhasiat dalam sediaan sirup.
2)   Pelarut : Pelarut adalah cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai zat pebawa. Contoh pelarut adalah air, gliserol, propilenglikol,etanol,eter, dll.
3) \ Pemanis : pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Karena sirup identik dengan rasa manis. Contoh dari pemanis adalah sukrosa.
4)    Zat penstabil : zat penstabil dimaksudkan untuk menjaga agar sirup dalam keadaan stabil cuontoh dari zat penstabil adalah antioksidan, pendapar, pengkompleks, dll.
5)      Pengawet : pengawet ditambahkan pada sediaan sirup bertujuan agar sirup tahan lama dan bisa di pakai berulang- ulang. Penambahan pengawet biasanya pada sediaan dengan dosis berulang.
6)  Pewarna : pewarna adalah zat tambahan untuk sediaan sirup atau biasa disebut corigen coloris. Pewarna ditambahkan jika diperlukan. Penambahan pewarna biasanya agar sediaan menjadi lebih menarik dan tidak berwarna pucat. ewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam syrup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa. Ada beberapa alasan mengapa syrup itu berwarana, yaitu:
a)      Lebih menarik dalam faktor estetikanya.
b)      Untuk menutupi kestabilan fisik obat.
7)      Pengental : penambahan pengental kedalam sediaan sirup hanya jika diperlukan saja.
8)   Pewangi : pewangi ditambahkan hanya jika diperlukan saja, bertujuan agar obat berbau harum dan menutupi bau zat aktif yang kurang sedap. Contoh dari pewangi adalah essen straw, oleum rosae, dll.
9)   Perasa : penambahan perasa ini hanya jika diperlukan, ditambahkan jika sediaan sirup yang akan di berikan pada pasien kurang enak atau terlalu pahit.
10)  Pengisotonis : biasanya ditambahkan pada sediaan steril.

c.    Jenis jenis sirup
Ada 3 macam sirup yaitu:
1)      Sirup Simplex
Mengandung  65%  gula  dalam  air  nipagin  0,25%  b/v
2)      Sirup Obat
Mengandung  satu  atau  lebih  jenis  obat  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan.
3)      Sirup Pewangi
Mengandung  pewangi  atau  zat  pewangi  lain,  tidak  mengandung  obat Contoh: sir thyamin.

d.   Fungsi Sirup
1)      Sebagai  Obat. Contohnya : Chlorfeniramini  maleatis  sirupus
2)      Sebagai Corigensia Saporis. Misalnya:  Sirupus  simplex
3)      Sebagai  Corigensia  Odoris. Misalnya:  Sirupus  aurantii
4)      Sebagai Corigensia  Coloris. Misalnya:  Sirupus  Rhoedos, sirupus rubi idaei
5)      Pengawet. Misalnya:Sediaan denganbahan pembawa sirup karenakonsentrasi gula  yang tinggimencegah  pertumbuhan  bakteri

e.       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Sediaan Sirup:
1)      Faktor Internal:
a)      Formulasi
b)      Kemasan atau wadah primer
2)      Faktor Eksternal:
a)      Suhu
b)      pH
c)      Pelarut
d)      Kelembaban
e)      Intensitas Cahaya

f.        Keuntungan dan kerugian sirup
1)      Keuntungan Sirup
a)      Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat dengan sediaan padat. Contohnya: anak – anak, lanjut usia, dan parkinson.
b)      Dapat menarik keinginan pasien untuk minum obat, karena rasanya yang enak dan baunya yang sedap. Sehingga anak – anak tidak takut untuk minum obat.
c)      Sesuai untuk bahan obat yang bersifat higroskopis.
d)      Merupakan campuran yang homogen.
e)      Dosis dapat diubah ubah pembuatannya
f)       Mempunyai rasa manis
g)      Obat lebih mudah diabsopsi dalam tubuh
2)      Kerugian sirup
a)      Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
b)      Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.
c)      Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
d)      Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
e)      Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.
f)       Harga relaatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus pula.

g.      Cara penyimpanan sirup
1)      Sebaiknya di simpan di tempat sejuk.
2)      Sebaiknya tidak terkena sinar matahari langsung.
3)      Tutup rapat penutup pada botol sirup.

h.      Cara pembuatan sirup
1)    Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
2)      Penimbangan zataktif & bhnpembantu yg diperlkan
3)  Pembuatan sirupus simpleks sebagai pengental & pemanis (sukrosa yg tlh ditimbang dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut, kemudian disaring)
4)      Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir.
5)   Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif sedikit-sedikit ke dlm sejumlah volme pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurna.
6) Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut yang diperlukan, volue pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien yang ditambahkan.
7)      Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu per satu, dan aduk sampai homogen.
8)   Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur dengan pelarut yang digunakan.
9)      Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat.
10)  Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya, penambahan volume larutan yang ditara di dalam botol disesuaikan dengan kekentalan larutan yang dibuat. Botol sediaan diberi etiket, brosur, dikemas dan disimpan di tempat yang terlindung dari cahaya.

           i.      Contoh Sediaan Sirup 
1)      Alco Sirup
2)      Alloris
3)      Ambroxol
4)      Cetitizine
5)      Elkana
6)      Episan
7)      Ferriprox
8)      Fucohelix
9)      Ibuprofen
10)  Imunos
11)  Laktulosa
12)  Latropil
13)  Lasal
14)  Nymiko
15)  OBH
16)  Paracetamol
17)  Rhelafen
18)  Sucralfate
19)  Valproic acid
20)  Vestein

0 komentar:

Post a Comment