Sunday, July 5, 2020

Analgetik


1.      Pendahuluan
a.       Pengertian analgetik
      Analgetik atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga sesungguhnya rasa nyeri berguna sebagai “alarm” bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.
b.      Mekanisme kerja analgetik
     Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
c.       Penyebab timbulnya rasa nyeri
     Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi (kalor/listrik) yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor- reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan, lalu dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar (rangsangan sebagai nyeri).
d.      Penggolongan Nyeri
1)      Nyeri akut yaitu nyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri, umumnya nyeri ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a)      Nyeri permukaan, sumbernya adalah luka luar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan termal, yang hanya permukaan kulit saja.
b)      Nyeri somatis dalam, biasanya bersumber dari luka/iritasi dari dalam tubuh, seperti karena injeksi atau dari ischemia.
c)      Nyeri visceral, nyeri ini berasal dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti hati, paru-paru, usus, dll.
2)      Nyeri kronis yaitu nyeri ini berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang sumbernya tidak diketahui. Nyeri kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker dan arthritis.
e.       Pemberantasan rasa nyeri 
1)      Merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika perifer atau anestetika lokal.
2)      Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh  anestetika lokal.
3)      Blokade pusat nyeri pada SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau anestetika umum.
2.         Macam macam analgetik
a.    Penggolongan analgetik berdasarkan mekanisme kerja
Cyclooksigenase (COX) atau prostaglandin-endoperoxide synthase (PTGS) adalah enzim yang memproduksi prostaglandin, yang kemudian disintesa menjadi prostaglandin oleh enzim sintesa spesifik. Amnion merupakan lokasi utama dalam mensintesa prostaglandin. Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan yang sedang terluka atau sakit yang disintesis dari asam lemak tak jenuh rantai panjang yaitu asam arakidonat .
Obat-obat NSAIDs bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim  Cyclooxygenase (COX). Dengan penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda.
(a)      COX-1
 COX-1 selalu ada dalam tubuh  secara normal, untuk membentuk prostaglandin yang dibutuhkan untuk proses-proses normal tubuh, antara lain memberikan efek perlindungan terhadap mukosa lambung. COX-1 mempromosikan produksi lapisan lendir alami yang melindungi perut bagian dalam dan berkontribusi pada pengurangan sekresi asam dan mengurangi kandungan pepsin. COX-1 juga ada di berbagai area tubuh, termasuk tidak hanya perut tapi juga tempat peradangan.
COX-1 memiliki fungsi fisiologis, mengaktivasi produksi prostasiklin, dimana saat prostasiklin dilepaskan oleh endotel vaskular, maka berfungsi sebagai anti trombogenik, dan jika dilepaskan oleh mukosa lambung bersifat sitoprotektif. COX-1 di trombosit, yang dapat menginduksi produksi tromboksan A2, menyebabkan agregasi trombosit yang mencegah terjadinya perdarahan yang semestinya tidak terjadi. COX-1 berfungsi dalam menginduksi sintesis prostaglandin yang berperan dalam mengatur aktivitas sel normal. Konsentrasinya stabil, dan hanya sedikit meningkat sebagai respon terhadap stimulasi hormon atau faktor pertumbuhan.
Enzim Cox-1 bersifat konstitutif, artinya keberadaanya selalu tetap dan tidak diperngaruhi oleh adanya stimulus. Enzim ini mengkatalisis sintesis prostaglandin yang dibutuhkan oleh tubuh normal, termasuk untuk proteksi mukosa lambung.
Efek yang ditimbulkan dari pemakaian cox-1 yaitu nyeri lambung. Ini dikarenakan cox-1 adalah pelindung mukosa lambung. Sebenarmya yang dihambat adalah cox-2 atau enzim pembentuk prostaglandin, tapi karena obat NSAIDs bekerja tidak selektif, maka bisa menghambat COX-1 dan COX-2 sekaligus yaitu menghambat pembentukan prostaglandin pada peradangan, tetapi juga menghambat prostaglandin yang dibutuhkan untuk melindungi mukosa lambung
Tabel 1 Daftar Obat Cox 1 
No.
Nama obat
Sediaan
Dosis terapi
Potensi
1.
Ibu Profen
Tablet





Suspensi
Dewasa :
200 - 400 mg per 4 - 6 jam sekali dosis maksimal per hari adalah 1,2 – 2,4 gram.
Anak anak : 6 bulan – 12 tahun 4 – 10 mg/kg tiap 6 - 8 jam.
Dewasa :
Dosis yang dianjurkan : sehari 3 – 4 kali 200mg
Anak anak :
1 – 2 tahun : sehari 3 – 4 kali 50 mg
3 – 7 tahun : sehari 3 – 4 kali 100mg
8 – 12 tahun : sehari 3 – 4 kali 200mg
Harus diminum setelah makan 
Ibu profen 200mg
Ibu profen 400mg




Ibu profen
100mg/5mL (60mL)
2.
Bufect
Sirup
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 10mL
Anak anak :
1 – 2 tahun sehari 3 - 4 kali 2,5mL
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 10mL
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 5mL
Anak anak :
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 2,5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
Ibu profen
100mg/5mL(60mL)




Ibu profen
200mg/5mL(60mL)

(b)    COX-2
Penghambat COX-2 dikembangkan dalam mencari penghambat COX untuk pengobatan inflamasi dan nyeri yang kurang menyebabkan toksisitas saluran cerna dan pendarahan.
Inhibitor COX-2 selektif diperkenalkan pada tahun 1999. NSAID selektif menghambat COX-2 yang pertama kali diperkenalkan adalah celecoxib dan rofecoxib. Insiden serangan jantung yang lebih tinggi menjadi faktor risiko semua inhibitor COX-2 selektif. Cox-2 bersifat indusibel, artinya keberadaannya tergantung adanya induksi dari stimulus. Enzim ini meningkat ekspresinya pada kondisi inflamasi dan kanker, demikian enzim COX-2 yang terlibat dalam patofisiologi inflamasi. Aman terhadap saluran cerna cocok untuk penderita dispepsia, digunakan untuk terapi kanker payudara. Cox-2 ini menimbulkan efek kepada jantung.
Tabel 2 Daftar Obat Analgetik Perifer 
No.
Nama obat
Sediaan
Dosis terapi
Potensi
1.
Celebrex
Tablet
Dewasa 100 – 200 mg sehari dua kali
Anak anak diatas 2 tahun 50 mg sehari dua kali
Anak anak >25kg diberikan 100 mg sehari dua kali
Celecoxib 100mg
Celecoxib 200mg


(c) COX-3
     COX-3 adalah varian dari COX-1, yang terdistribusi di sistem saraf pusat. Dengan penghambatan terhadap COX-3 di otak/sistem saraf pusat, maka efeknya lebih terpusat dan tidak menyebabkan gangguan pada lambung dan tidak menimbulkan gangguan pada jantung. Tetapi efek penggunaan dari obat ini adalah gangguan pada hati.
Tabel 3 Daftar Obat Analgetik Perifer 
No.
Nama obat
Sediaan
Dosis terapi
Potensi
1.
Paracetamol
Tablet










Sirup







Drop  


Infus
>16 tahun 500 - 1000mg tiap 4 – 6 jam
12 - 16 tahun 480 - 750mg tiap 4 – 6 jam
10 - 12 tahun 480 - 500mg tiap 4 – 6 jam
8 - 10 tahun 360 - 375mg tiap 4 – 6 jam
6 - 8 tahun 240 - 250mg tiap 4 – 6 jam
4 6 tahun 240mg tiap 4 – 6 jam
2 - 4 tahun 180mg tiap 4 – 6 jam
6 - 24 bulan 120mg tiap 4 – 6 jam
3 6 bulan 60mg tiap 4 – 6 jam
2 3 bulan setelah imunisasi 60mg tiap 4 – 6 jam
0 – 1 tahun sehari 3 – 4 kali ½ takar
1 – 2 tahun sehari 3 – 4 kali 1 sendok takar
6 – 9 tahun sehari 3 – 4 kali 2 – 3 sendok takar
9 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 3 – 4 sendok takar
Atau sesuai petunjuk dokter
<1 tahun ½ - 1 sendok teh atau 60 – 120mg 4 – 6 jam
1 – 5 tahun 250 – 500 mg tiap 4 – 6 jam
Dewasa :
33 – 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Dosis maksimal 60mg/kg
>50 kg : 1g dosis tunggal
Maksimal 4g sehari
Anak :
<10kg : 7,5mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal 30mg/kg
10 – 33kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal 60mg/kg ( sampai 2g)
33 - 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal 60mg/kg (sampai 3g)
Paracetamol 500mg









Paracetamol 120mg/5mL( 60mL)





Paracetamol 100mg/mL (15mL)
Paracetamol 1g/100mL
1.       5.
Sanmol
Sirup




Drop






Infus
Bayi 3 – 4 kali ¼ - ½ sendok the
Anak anak 2 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 1 – 2 sendok teh
Anak 6 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 2 -  4 sendok teh
0 – 3 bulan sehari 3 – 4 kali 0,4 mL tetes
4 – 11 bulan sehari 3 – 4 kali 0,8 mL tetes
12 – 23 bulan sehari 3 – 4 kali 1,2 mL tetes
2 – 3 tahun sehari 3 – 4 kali 1,6 mL tetes
4 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 2,4 mL tetes
Rute intravena : botol 50 mL untuk anak dengan berat badan 10 – 33 kg
Botol 100 mL untuk orang dewasa, remaja, dan anak anak dengan berat badan >33kg.
Paracetamol 120mg/5mL



Paracetamol 100mg/mL





Paracetamol 1000mg/ml

b. Penggolongan analgetik berdasarkan efek yang ditimbulkan
(a)Analgesik Opioid/analgesik narkotika
a)      Pengertian
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.
Opioid adalah semua zat baik sintetik atau natural yang dapat berikatan dengan reseptor morfin. Opioid disebut juga sebagai analgetika narkotika yang sering dalam anesthesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri pasca pembedahan, kadang-kadang digunakan untuk anesthesia narkotik total pada pembedahan jantung.
b)      Jenis Analgetik Opioid
Berdasarkan struktur kimia, analgetik opioid di bedakan menjadi 4 kelompok :
(1)   Alkaloid opium  
(2)   Derivate semisintetik
(3)   Derifat sintetik
(4)   Antagonis morfin
c)      Efek samping yang dapat terjadi:
(1)   Toleransi dan ketergantungan
(2)   Depresi pernafasan
(3)   Hipotensi
Tabel 4 Daftar Obat Analgetik Opioid 
No.
Nama Obat
Sediaan
Dosis
Potensi
1.
MST CONTINUS
Tablet
Untuk pasien yang belum pernah menggunakan obat bertipe opiate, penggunaan obat diawali dengan dosis 10 / 15 mg. Beberapa hari dosis berikutnya dosis akan disesuaikan untuk menghilangkan rasa nyeri selama 12jam
Sedangkan untuk nyeri yang tidak tertahankan dengan kadar opiate yang lebih lemah penggunaan diawali dengan dosis 20 / 30 mg setiap 12jam pasien dengan berat badan lebih dari 70kg dosis dapat ditahankan sesuai dengan ajuran dokter.
MST CONTINUS 10mg
2.
Codein
Tablet
Dewasa : 30 – 60 mg, tiap 4 – 6 jam sesuai kebutuhan
Anak anak : 0.5 mg/kg berat badan, 4 – 6 kali sehari
Codein 10mg
Codein 20mg
3.
Fortanes
Injeksi
Analgesic tambahan pada anastesi umum :
Dosis rendah 2mcg/kg berat badan
Dosis sedang 2 – 20 mcg/ kg berat badan
Dosis tinggi 20 – 50 mc/kg berat badan
Sebagai zat anastesi 50 – 100 mcg/ kg berat badan
Fentanyl 50mcg/mL (10mL)

(b)   Obat Analgetik Non-narkotik
a)      Pengertian
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
b)      Golongan analgetik non-narkotik
Golongan analgetik non narkotik  ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan efek farmakologinya, yaitu :
(1)   Analgetik perifer
Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya keringat. Berdasarkan rumus kimia analgesik perifer di golongkan menjadi :
(a)      Golongan salisilat
        Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, nyeri otot, demam, dll. Saat ini asetotal makin banyak dipakai karena sifat anti plateletnya. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan sebagai pencegahan trombisis koloner dan ceberal. Asetosal adalah analgetik  antipiretik dan analgetik antiinflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan ke dalam obat bebas .
(b)      Golongan para-aminofenol
        Golongan ini terdiri dari fenasetin dan acetaminofen. Analgetik golongan ini serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai nyeri sedang dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral.
(c)      Golongan pirazolon ( dipiron )
        Fenilbutazon dan turunannya saat ini yang digunakan adalah dipiron sebagai analgetik antipiretik, karena efek inflamasinya lemah.
(d)      Golongan antranilat.
        Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin.
Tabel 5 Daftar Obat Analgetik Perifer 
No.
Nama obat
Sediaan
Dosis terapi
Potensi
1.
Paracetamol
Tablet










Sirup







Drop  


Infus
>16 tahun 500 - 1000mg tiap 4 – 6 jam
12 - 16 tahun 480 - 750mg tiap 4 – 6 jam
10 - 12 tahun 480 - 500mg tiap 4 – 6 jam
8 - 10 tahun 360 - 375mg tiap 4 – 6 jam
6 - 8 tahun 240 - 250mg tiap 4 – 6 jam
4 6 tahun 240mg tiap 4 – 6 jam
2 - 4 tahun 180mg tiap 4 – 6 jam
6 - 24 bulan 120mg tiap 4 – 6 jam
3 6 bulan 60mg tiap 4 – 6 jam
2 3 bulan setelah imunisasi 60mg tiap 4 – 6 jam
0 – 1 tahun sehari 3 – 4 kali ½ takar
1 – 2 tahun sehari 3 – 4 kali 1 sendok takar
6 – 9 tahun sehari 3 – 4 kali 2 – 3 sendok takar
9 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 3 – 4 sendok takar
Atau sesuai petunjuk dokter
<1 tahun ½ - 1 sendok teh atau 60 – 120mg 4 – 6 jam
1 – 5 tahun 250 – 500 mg tiap 4 – 6 jam
Dewasa :
33 – 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Dosis maksimal 60mg/kg
>50 kg : 1g dosis tunggal
Maksimal 4g sehari
Anak :
<10kg : 7,5mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal 30mg/kg
10 – 33kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal 60mg/kg ( sampai 2g)
33 - 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Paracetamol 500mg









Paracetamol 120mg/5mL( 60mL)





Paracetamol 100mg/mL (15mL)
Paracetamol 1g/100mL
2.
Acetosal
Tablet
Dewasa 4,9 – 7,8gr perhari
Anak anak 90-130mg/kg berat badan sehari 3 – 4 jam selama satu minggu kemudian dosis diturunkan menjasi 60 – 70 mg/ kg berat badan.
Acetosal 100mg
Acetosal 500mg
3.
Proxim
Tablet
Dewasa : 1 tablet sehari
Acetosal 100mg
Glisin 45mg.
4.
Antalgin
Tablet
Dewasa jika sakit 1 kaplet, berikutnya 1 kaplet setiap 6 – 8 jam
Maksimal 4 kaplet sehari.
Metampiron 500mg
2.       5.
Sanmol
Sirup




Drop






Infus
Bayi 3 – 4 kali ¼ - ½ sendok the
Anak anak 2 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 1 – 2 sendok teh
Anak 6 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 2 -  4 sendok teh
0 – 3 bulan sehari 3 – 4 kali 0,4 mL tetes
4 – 11 bulan sehari 3 – 4 kali 0,8 mL tetes
12 – 23 bulan sehari 3 – 4 kali 1,2 mL tetes
2 – 3 tahun sehari 3 – 4 kali 1,6 mL tetes
4 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 2,4 mL tetes
Rute intravena : botol 50 mL untuk anak dengan berat badan 10 – 33 kg
Botol 100 mL untuk orang dewasa, remaja, dan anak anak dengan berat badan >33kg.
Paracetamol 120mg/5mL



Paracetamol 100mg/mL





Paracetamol 1000mg/ml
3.       6.
Asam Mefenamat
Tablet
Dewasa dan anak - anak >14 tahun
Dosis awal 500mg, kemudian dianjurkan 250mg tiap 6 jam sesuai dengan kebutuhan .
Asam Mefenamat 500mg
4.       7.
Mefinal
Tablet
Dewasa dan anak anak >14 tahun :
Dosis awal 500mg, kemudian dianjurkan 250mg setiap 6 jam sesuai dengan kebutuhan.
Mefinal 500mg
5.       8.
Analsik
Tablet
1 kaplet, bila nyeri belum hilang dianjurkan 1 kaplet setiap 6 – 8 jam maksimum 4 kaplet sehari
Metampiron 500mg
Diazepam 2mg

(2)   Analgetik NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs)
(a)      Pengertian    
NSAIDs adalah obat analgetik yang selain memiliki efek analgetik juga memiliki efek antiinflamasi, sehingga obat obat jenis ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout. Anti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik
Tabel 6 Daftar Obat Analgetik NSAIDs 
No.
Nama obat
Sediaan
Dosis terapi
Potensi
1.
Desketoproven trometamol
Tablet
Diminum sebelum makan karena kecepatan absorsi diperlambat dengan adanya makanan
Dosis umum :
Dosis umum uang dianjurkan 12,5mg tiap 4-6 jam atau 25mg setiap 8 jam
Nyeri setelah operasi dianjurkan 25mg tiap 8 jam
Total dosis sehari tidak boloh melebihi 75mg.
Tidak dianjurkan unuk digunakan dalam jangka waktu lama.
Usia lanjut :
Dosis awal dianjurkan dosis terendah sekitar 50mg per hari
Anak anak :
Tidak boleh digunakan karena belum ada data mengenai efikasi dan pada anak anak
Dexketroproven trometadon 36,9mg setara dengan dexketoproven 25mg


2.
Ibu Profen
Tablet





Suspensi
Dewasa :
200 - 400 mg per 4 - 6 jam sekali dosis maksimal per hari adalah 1,2 – 2,4 gram.
Anak anak : 6 bulan – 12 tahun 4 – 10 mg/kg tiap 6 - 8 jam.
Dewasa :
Dosis yang dianjurkan : sehari 3 – 4 kali 200mg
Anak anak :
1 – 2 tahun : sehari 3 – 4 kali 50 mg
3 – 7 tahun : sehari 3 – 4 kali 100mg
8 – 12 tahun : sehari 3 – 4 kali 200mg
Harus diminum setelah makan 
Ibu profen 200mg
Ibu profen 400mg




Ibu profen
100mg/5mL (60mL)
3.
Diklofenak Sodium
Tablet
Dosis maksimal 100 mg per hari ( dosis awal 150mg sehari pada hari pertama ) dalam dosis terbagi dan dengan durasi sesingkat mungkin
Apabila berdasarkan penilaian dokter diperlukan dosis lebih tinggi, harus ada pertimbangan manfaat-risiko dengan baik
Diklofenak sodium 25mg
Diklofenak sodium 50mg
4.
Ketorolac Trometamol
Injeksi
Dosis awal ketorolac yang dianjurkan adalah 10mg yang diikuti 10 – 30 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis harian total tidak boleh lebih dari 90mg untuk orang dewasa dan 60mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50kg, lama terapinya tidak lebih dari 2 hari.
Ketorolac trometadon 10 mg
Ketorolac trometadon 30mg
5.
Meloxicam
Tablet
Dosis maksimum meloxicam yang dianjurkan adalah 15mg/hari
Penggunaan dibatasi hanya pada penderita dewasa, belum ada data yang menunjang pada anak anak.
Tablet sebaiknya ditelan bersama makanan dengan bantuan air/cairan.
Meloxicam 7,5mg





6.
Kaltrofen
Suppos
Sehari 2 kali
Kaltrofen 100mg
7.
Bufect
Sirup
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 10mL
Anak anak :
1 – 2 tahun sehari 3 - 4 kali 2,5mL
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 10mL
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 5mL
Anak anak :
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 2,5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
Ibu profen
100mg/5mL(60mL)




Ibu profen
200mg/5mL(60mL)
8.
Dialon
Tablet
Dewasa sehari 2 kali 1 – 2 kaplet pada pagi dan malam hari setelah makan.
Indometasin 100mg
9.
Kalium diklofenak
Tablet
Kasus ringan :
Dewasa dan anak anak >14tahun sehari 75 – 100 mg dibagi dalam 2 – 3 dosis.
Kasus berat :
Dosis ditingkatkan sampai 100 150 mg.
Kalium diklofenak 50mg
10.
Tramadol
Injeksi
Dewasa dan anak diatas 16thn :
Dosis umum : dosis tunggal 50mg
Dosis tersebut biasanya cukup untuk meredakan nyeri,apabila masih tersa nyeri dapat ditambahkan 50mg seetelah selang waktu 30-60 menit
Dosis maksimum : 400mg per hari
Dosis tergantung pada intensitas rasa nyeri yang diderita. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati dengan kebersihan klirents < 30 mL/menit : 50-100mg setiap 12 jam, maksimum 200mg perhari.
Dosis yang dianjurkan untuk pasien dengan cirrhosis adalah 50 mg setiap 12 jam.
Tramadol 100mg injeksi

3.      Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa analgetik adalah obat penghilang nyeri atau zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Mekanisme kerja analgetik:
a.       COX-1
b.      COX-2
c.       COX-3.
Serta dibagi berdasarkan golongan atau efek yang ditimbulkan menjadi :
a.       Analgetik Narkotik
b.      Analgetik Perifer.

0 komentar:

Post a Comment