1. Pendahuluan
a. Pengertian
analgetik
Analgetik atau obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk
melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada
tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga
sesungguhnya rasa nyeri berguna sebagai “alarm” bahwa
ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja menginjak
pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada
kakinya dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang
merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila berlangsung
dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.
b. Mekanisme kerja analgetik
Menghambat sintase PGS di tempat
yang sakit/trauma jaringan.
c. Penyebab timbulnya
rasa nyeri
Adanya rangsangan-rangsangan
mekanis/kimiawi (kalor/listrik) yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada
jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri. Mediator nyeri
antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin,
prostaglandin-prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor-
reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan,
lalu dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat (SSP) melalui
sumsum tulang belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar (rangsangan
sebagai nyeri).
d. Penggolongan Nyeri
1) Nyeri akut yaitu nyeri yang tidak berlangsung lama. Berdasarkan sumber nyeri, umumnya
nyeri ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Nyeri permukaan, sumbernya adalah
luka luar, iritasi bahan kimia, dan rangsangan termal, yang hanya permukaan
kulit saja.
b) Nyeri somatis dalam, biasanya bersumber dari luka/iritasi dari
dalam tubuh, seperti karena injeksi atau dari ischemia.
c) Nyeri visceral, nyeri ini berasal
dari organ-organ besar dalam tubuh, seperti hati, paru-paru, usus, dll.
2) Nyeri kronis yaitu nyeri ini
berlangsung sangat lama, bisa menahun, yang kadang sumbernya tidak diketahui.
Nyeri kronis sering diasosiasikan dengan penyakit kanker dan arthritis.
e. Pemberantasan rasa
nyeri
1) Merintangi
pembentukan rangsangan dalam reseptor nyeri perifer, oleh analgetika perifer
atau anestetika lokal.
2) Merintangi
penyaluran rangsangan nyeri dalam syaraf-syaraf sensoris oleh anestetika lokal.
3) Blokade pusat nyeri
pada SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau anestetika umum.
2.
Macam macam analgetik
a.
Penggolongan analgetik
berdasarkan mekanisme kerja
Cyclooksigenase (COX) atau prostaglandin-endoperoxide synthase (PTGS) adalah enzim yang memproduksi prostaglandin, yang
kemudian disintesa menjadi prostaglandin oleh enzim sintesa spesifik. Amnion
merupakan lokasi utama dalam mensintesa prostaglandin. Prostaglandin dihasilkan oleh jaringan
yang sedang terluka atau sakit yang disintesis dari asam lemak tak jenuh rantai
panjang yaitu asam arakidonat .
Obat-obat NSAIDs bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin.
Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator
nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel
tubuh dengan bantuan enzim Cyclooxygenase
(COX). Dengan penghambatan
pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun
reda.
(a)
COX-1
COX-1 selalu ada dalam tubuh secara
normal, untuk membentuk prostaglandin yang dibutuhkan untuk proses-proses
normal tubuh, antara lain memberikan efek perlindungan terhadap mukosa lambung.
COX-1 mempromosikan produksi lapisan lendir alami yang melindungi perut bagian
dalam dan berkontribusi pada pengurangan sekresi asam dan mengurangi kandungan
pepsin. COX-1 juga ada di berbagai area tubuh, termasuk tidak hanya perut tapi
juga tempat peradangan.
COX-1 memiliki
fungsi fisiologis, mengaktivasi produksi prostasiklin, dimana saat prostasiklin
dilepaskan oleh endotel vaskular, maka berfungsi sebagai anti trombogenik, dan
jika dilepaskan oleh mukosa lambung bersifat sitoprotektif. COX-1 di trombosit,
yang dapat menginduksi produksi tromboksan A2, menyebabkan agregasi trombosit
yang mencegah terjadinya perdarahan yang semestinya tidak terjadi. COX-1
berfungsi dalam menginduksi sintesis prostaglandin yang berperan dalam mengatur
aktivitas sel normal. Konsentrasinya stabil, dan hanya sedikit meningkat
sebagai respon terhadap stimulasi hormon atau faktor pertumbuhan.
Enzim Cox-1 bersifat konstitutif, artinya keberadaanya
selalu tetap dan tidak diperngaruhi oleh adanya stimulus. Enzim ini
mengkatalisis sintesis prostaglandin yang dibutuhkan oleh tubuh normal,
termasuk untuk proteksi mukosa lambung.
Efek yang ditimbulkan dari pemakaian cox-1 yaitu nyeri
lambung. Ini dikarenakan cox-1 adalah pelindung mukosa lambung. Sebenarmya yang
dihambat adalah cox-2 atau enzim pembentuk prostaglandin, tapi karena obat
NSAIDs bekerja tidak selektif, maka bisa menghambat COX-1 dan COX-2 sekaligus
yaitu menghambat pembentukan prostaglandin pada peradangan, tetapi juga
menghambat prostaglandin yang dibutuhkan untuk melindungi mukosa lambung
Tabel 1 Daftar Obat Cox 1
No.
|
Nama obat
|
Sediaan
|
Dosis terapi
|
Potensi
|
1.
|
Ibu Profen
|
Tablet
Suspensi
|
Dewasa
:
200 - 400 mg per 4 - 6 jam sekali dosis maksimal per
hari adalah 1,2 – 2,4 gram.
Anak
anak : 6 bulan – 12 tahun 4 – 10 mg/kg
tiap 6 - 8 jam.
Dewasa
:
Dosis
yang dianjurkan : sehari 3 – 4 kali 200mg
Anak
anak :
1
– 2 tahun : sehari 3 – 4 kali 50 mg
3
– 7 tahun : sehari 3 – 4 kali 100mg
8
– 12 tahun : sehari 3 – 4 kali 200mg
Harus
diminum setelah makan
|
Ibu
profen 200mg
Ibu
profen 400mg
Ibu
profen
100mg/5mL (60mL)
|
2.
|
Bufect
|
Sirup
|
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 10mL
Anak anak :
1 – 2 tahun sehari 3 - 4 kali 2,5mL
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 10mL
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 5mL
Anak anak :
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 2,5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
|
Ibu profen
100mg/5mL(60mL)
Ibu profen
200mg/5mL(60mL)
|
(b)
COX-2
Penghambat
COX-2 dikembangkan dalam mencari penghambat COX untuk pengobatan inflamasi dan
nyeri yang kurang menyebabkan toksisitas saluran cerna dan pendarahan.
Inhibitor COX-2 selektif
diperkenalkan pada tahun 1999. NSAID selektif menghambat COX-2 yang pertama
kali diperkenalkan adalah celecoxib dan rofecoxib. Insiden serangan jantung yang lebih tinggi
menjadi faktor risiko semua inhibitor COX-2 selektif. Cox-2 bersifat indusibel, artinya keberadaannya
tergantung adanya induksi dari stimulus. Enzim ini meningkat ekspresinya pada
kondisi inflamasi dan kanker, demikian enzim COX-2 yang terlibat dalam
patofisiologi inflamasi. Aman terhadap saluran cerna cocok untuk penderita
dispepsia, digunakan untuk
terapi kanker payudara. Cox-2 ini menimbulkan efek kepada jantung.
Tabel 2 Daftar Obat Analgetik Perifer
No.
|
Nama obat
|
Sediaan
|
Dosis terapi
|
Potensi
|
1.
|
Celebrex
|
Tablet
|
Dewasa 100 – 200 mg sehari dua kali
Anak anak diatas 2 tahun 50 mg sehari dua kali
Anak anak >25kg diberikan 100 mg sehari dua kali
|
Celecoxib 100mg
Celecoxib 200mg
|
(c) COX-3
COX-3 adalah
varian dari COX-1, yang terdistribusi di sistem saraf pusat. Dengan
penghambatan terhadap COX-3 di otak/sistem saraf pusat, maka efeknya lebih
terpusat dan tidak menyebabkan gangguan pada lambung dan tidak menimbulkan
gangguan pada jantung. Tetapi efek penggunaan dari obat ini adalah gangguan
pada hati.
Tabel 3 Daftar Obat Analgetik Perifer
No.
|
Nama obat
|
Sediaan
|
Dosis terapi
|
Potensi
|
1.
|
Paracetamol
|
Tablet
Sirup
Drop
Infus
|
>16
tahun 500 - 1000mg tiap 4 – 6 jam
12 - 16 tahun
480 - 750mg tiap 4 – 6 jam
10 - 12 tahun
480 - 500mg tiap 4 – 6 jam
8 - 10 tahun
360 - 375mg tiap 4 – 6 jam
6 - 8 tahun 240 - 250mg tiap 4 – 6 jam
4 – 6 tahun 240mg tiap 4 – 6 jam
2 - 4 tahun
180mg tiap 4 – 6 jam
6 - 24 bulan 120mg tiap 4 – 6 jam
3 – 6 bulan 60mg tiap 4 – 6 jam
2 – 3 bulan setelah imunisasi 60mg tiap 4 –
6 jam
0
– 1 tahun sehari 3 – 4 kali ½ takar
1
– 2 tahun sehari 3 – 4 kali 1 sendok takar
6
– 9 tahun sehari 3 – 4 kali 2 – 3 sendok
takar
9
– 12 tahun sehari 3 – 4 kali 3 – 4 sendok
takar
Atau
sesuai petunjuk dokter
<1
tahun ½ - 1 sendok teh atau 60 – 120mg
4 – 6 jam
1
– 5 tahun 250 – 500 mg tiap 4 – 6 jam
Dewasa
:
33
– 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Dosis
maksimal 60mg/kg
>50
kg : 1g dosis tunggal
Maksimal
4g sehari
Anak
:
<10kg
: 7,5mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal
30mg/kg
10
– 33kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal
60mg/kg ( sampai 2g)
33
- 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal
60mg/kg (sampai 3g)
|
Paracetamol
500mg
Paracetamol 120mg/5mL( 60mL)
Paracetamol 100mg/mL (15mL)
Paracetamol 1g/100mL
|
1.
5.
|
Sanmol
|
Sirup
Drop
Infus
|
Bayi
3 – 4 kali ¼ - ½ sendok the
Anak
anak 2 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 1 – 2 sendok
teh
Anak
6 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 2 - 4 sendok teh
0
– 3 bulan sehari 3 – 4 kali 0,4 mL tetes
4
– 11 bulan sehari 3 – 4 kali 0,8 mL tetes
12
– 23 bulan sehari 3 – 4 kali 1,2 mL tetes
2
– 3 tahun sehari 3 – 4 kali 1,6 mL tetes
4
– 5 tahun sehari 3 – 4 kali 2,4 mL tetes
Rute
intravena : botol 50 mL untuk anak dengan berat badan 10 – 33 kg
Botol
100 mL
untuk orang dewasa, remaja, dan anak anak dengan berat badan >33kg.
|
Paracetamol 120mg/5mL
Paracetamol 100mg/mL
Paracetamol 1000mg/ml
|
b. Penggolongan analgetik berdasarkan efek yang ditimbulkan
(a)Analgesik
Opioid/analgesik narkotika
a)
Pengertian
Analgesik
opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat
seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.
Opioid adalah semua zat baik sintetik atau natural yang
dapat berikatan dengan reseptor morfin. Opioid disebut juga sebagai analgetika narkotika yang sering dalam
anesthesia untuk mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri pasca
pembedahan, kadang-kadang digunakan untuk anesthesia narkotik total pada
pembedahan jantung.
b) Jenis Analgetik Opioid
Berdasarkan struktur kimia, analgetik opioid di bedakan
menjadi 4
kelompok :
(1)
Alkaloid
opium
(2)
Derivate
semisintetik
(3)
Derifat
sintetik
(4)
Antagonis morfin
c) Efek samping yang
dapat terjadi:
(1) Toleransi dan
ketergantungan
(2) Depresi pernafasan
(3) Hipotensi
Tabel 4 Daftar Obat Analgetik
Opioid
No.
|
Nama Obat
|
Sediaan
|
Dosis
|
Potensi
|
1.
|
MST CONTINUS
|
Tablet
|
Untuk pasien yang belum pernah
menggunakan obat bertipe opiate, penggunaan obat diawali dengan dosis 10 / 15
mg. Beberapa hari dosis berikutnya dosis akan disesuaikan untuk menghilangkan
rasa nyeri selama 12jam
Sedangkan untuk nyeri yang tidak
tertahankan dengan kadar opiate yang lebih lemah penggunaan diawali dengan
dosis 20 / 30 mg setiap 12jam pasien dengan berat badan lebih dari 70kg dosis
dapat ditahankan sesuai dengan ajuran dokter.
|
MST CONTINUS
10mg
|
2.
|
Codein
|
Tablet
|
Dewasa : 30 – 60 mg, tiap 4 – 6 jam sesuai kebutuhan
Anak anak : 0.5 mg/kg berat badan, 4 – 6 kali sehari
|
Codein 10mg
Codein 20mg
|
3.
|
Fortanes
|
Injeksi
|
Analgesic tambahan pada anastesi umum :
Dosis rendah 2mcg/kg berat badan
Dosis sedang 2 – 20 mcg/ kg berat badan
Dosis tinggi 20 – 50 mc/kg berat badan
Sebagai zat anastesi 50 – 100 mcg/ kg
berat badan
|
Fentanyl 50mcg/mL (10mL)
|
(b) Obat Analgetik
Non-narkotik
a)
Pengertian
Obat Analgesik
Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan
Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu
menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan
saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat
Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan
efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunanaan Obat
Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
b)
Golongan analgetik non-narkotik
Golongan
analgetik non narkotik ini dibagi
menjadi dua bagian berdasarkan efek farmakologinya, yaitu :
(1)
Analgetik
perifer
Analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik
yaitu menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan rangsangan
terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi
perifer di kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya
keringat. Berdasarkan rumus kimia analgesik perifer di golongkan menjadi :
(a)
Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal
sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini diindikasikan untuk sakit kepala, nyeri
otot, demam, dll. Saat ini asetotal makin banyak dipakai karena sifat anti
plateletnya. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan sebagai pencegahan
trombisis koloner dan ceberal. Asetosal adalah analgetik antipiretik dan analgetik antiinflamasi yang
sangat luas digunakan dan digolongkan ke dalam obat bebas .
(b)
Golongan para-aminofenol
Golongan
ini terdiri dari fenasetin dan acetaminofen. Analgetik golongan ini serupa
dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai nyeri
sedang dan dapat menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme
efek sentral.
(c)
Golongan pirazolon ( dipiron )
Fenilbutazon dan turunannya
saat ini yang digunakan adalah dipiron sebagai analgetik antipiretik, karena
efek inflamasinya lemah.
(d)
Golongan antranilat.
Digunakan sebagai analgetik
karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan dengan aspirin.
Tabel 5 Daftar Obat Analgetik Perifer
No.
|
Nama obat
|
Sediaan
|
Dosis terapi
|
Potensi
|
1.
|
Paracetamol
|
Tablet
Sirup
Drop
Infus
|
>16
tahun 500 - 1000mg tiap 4 – 6 jam
12 - 16 tahun
480 - 750mg tiap 4 – 6 jam
10 - 12 tahun
480 - 500mg tiap 4 – 6 jam
8 - 10 tahun
360 - 375mg tiap 4 – 6 jam
6 - 8 tahun 240 - 250mg tiap 4 – 6 jam
4 – 6 tahun 240mg tiap 4 – 6 jam
2 - 4 tahun
180mg tiap 4 – 6 jam
6 - 24 bulan 120mg tiap 4 – 6 jam
3 – 6 bulan 60mg tiap 4 – 6 jam
2 – 3 bulan setelah imunisasi 60mg tiap 4 –
6 jam
0
– 1 tahun sehari 3 – 4 kali ½ takar
1
– 2 tahun sehari 3 – 4 kali 1 sendok takar
6
– 9 tahun sehari 3 – 4 kali 2 – 3 sendok
takar
9
– 12 tahun sehari 3 – 4 kali 3 – 4 sendok
takar
Atau
sesuai petunjuk dokter
<1
tahun ½ - 1 sendok teh atau 60 – 120mg
4 – 6 jam
1
– 5 tahun 250 – 500 mg tiap 4 – 6 jam
Dewasa
:
33
– 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Dosis
maksimal 60mg/kg
>50
kg : 1g dosis tunggal
Maksimal
4g sehari
Anak
:
<10kg
: 7,5mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal
30mg/kg
10
– 33kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
Maksimal
60mg/kg ( sampai 2g)
33
- 50kg : 15mg/kg sebagai dosis tunggal
|
Paracetamol
500mg
Paracetamol 120mg/5mL( 60mL)
Paracetamol 100mg/mL (15mL)
Paracetamol 1g/100mL
|
2.
|
Acetosal
|
Tablet
|
Dewasa
4,9 – 7,8gr perhari
Anak
anak 90-130mg/kg berat badan sehari 3 – 4 jam selama satu minggu kemudian
dosis diturunkan menjasi 60 – 70 mg/ kg berat badan.
|
Acetosal
100mg
Acetosal 500mg
|
3.
|
Proxim
|
Tablet
|
Dewasa
: 1 tablet sehari
|
Acetosal
100mg
Glisin
45mg.
|
4.
|
Antalgin
|
Tablet
|
Dewasa
jika sakit 1 kaplet, berikutnya 1 kaplet setiap 6 – 8 jam
Maksimal
4 kaplet sehari.
|
Metampiron
500mg
|
2.
5.
|
Sanmol
|
Sirup
Drop
Infus
|
Bayi
3 – 4 kali ¼ - ½ sendok the
Anak
anak 2 – 5 tahun sehari 3 – 4 kali 1 – 2 sendok
teh
Anak
6 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 2 - 4 sendok teh
0
– 3 bulan sehari 3 – 4 kali 0,4 mL tetes
4
– 11 bulan sehari 3 – 4 kali 0,8 mL tetes
12
– 23 bulan sehari 3 – 4 kali 1,2 mL tetes
2
– 3 tahun sehari 3 – 4 kali 1,6 mL tetes
4
– 5 tahun sehari 3 – 4 kali 2,4 mL tetes
Rute
intravena : botol 50 mL untuk anak dengan berat badan 10 – 33 kg
Botol
100 mL
untuk orang dewasa, remaja, dan anak anak dengan berat badan >33kg.
|
Paracetamol 120mg/5mL
Paracetamol 100mg/mL
Paracetamol 1000mg/ml
|
3.
6.
|
Asam Mefenamat
|
Tablet
|
Dewasa dan anak - anak >14 tahun
Dosis awal 500mg, kemudian dianjurkan 250mg tiap 6 jam
sesuai dengan kebutuhan .
|
Asam Mefenamat 500mg
|
4.
7.
|
Mefinal
|
Tablet
|
Dewasa
dan anak anak >14 tahun :
Dosis
awal 500mg, kemudian dianjurkan 250mg setiap 6 jam sesuai dengan kebutuhan.
|
Mefinal
500mg
|
5.
8.
|
Analsik
|
Tablet
|
1
kaplet, bila nyeri belum hilang dianjurkan 1 kaplet setiap 6 – 8 jam maksimum
4 kaplet sehari
|
Metampiron
500mg
Diazepam
2mg
|
(2) Analgetik
NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammatory
Drugs)
(a) Pengertian
NSAIDs adalah obat analgetik yang
selain memiliki efek analgetik juga memiliki efek antiinflamasi, sehingga obat
obat jenis ini digunakan dalam pengobatan rheumatik dan gout. Anti radang sama kuat dengan
analgesik di gunakan sebagai anti nyeri atau rematik
Tabel 6 Daftar Obat Analgetik NSAIDs
No.
|
Nama obat
|
Sediaan
|
Dosis terapi
|
Potensi
|
1.
|
Desketoproven trometamol
|
Tablet
|
Diminum sebelum makan karena kecepatan absorsi
diperlambat dengan adanya makanan
Dosis umum :
Dosis umum uang dianjurkan 12,5mg tiap 4-6 jam atau
25mg setiap 8 jam
Nyeri setelah operasi dianjurkan 25mg tiap 8 jam
Total dosis sehari tidak boloh melebihi 75mg.
Tidak dianjurkan unuk digunakan dalam jangka waktu
lama.
Usia lanjut :
Dosis awal dianjurkan dosis terendah sekitar 50mg per
hari
Anak anak :
Tidak boleh digunakan karena belum ada data mengenai
efikasi dan pada anak anak
|
Dexketroproven trometadon 36,9mg setara dengan
dexketoproven 25mg
|
2.
|
Ibu Profen
|
Tablet
Suspensi
|
Dewasa
:
200 - 400 mg per 4 - 6 jam sekali dosis maksimal per
hari adalah 1,2 – 2,4 gram.
Anak
anak : 6 bulan – 12 tahun 4 – 10 mg/kg
tiap 6 - 8 jam.
Dewasa
:
Dosis
yang dianjurkan : sehari 3 – 4 kali 200mg
Anak
anak :
1
– 2 tahun : sehari 3 – 4 kali 50 mg
3
– 7 tahun : sehari 3 – 4 kali 100mg
8
– 12 tahun : sehari 3 – 4 kali 200mg
Harus
diminum setelah makan
|
Ibu
profen 200mg
Ibu
profen 400mg
Ibu
profen
100mg/5mL (60mL)
|
3.
|
Diklofenak Sodium
|
Tablet
|
Dosis maksimal 100 mg per hari ( dosis awal 150mg
sehari pada hari pertama ) dalam dosis terbagi dan dengan durasi sesingkat
mungkin
Apabila berdasarkan penilaian dokter diperlukan dosis
lebih tinggi, harus ada pertimbangan manfaat-risiko dengan baik
|
Diklofenak sodium 25mg
Diklofenak sodium 50mg
|
4.
|
Ketorolac Trometamol
|
Injeksi
|
Dosis
awal ketorolac yang dianjurkan adalah 10mg yang diikuti 10 – 30 mg tiap 4
sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis
harian total tidak boleh lebih dari 90mg untuk orang dewasa dan 60mg untuk
orang lanjut usia, pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya
kurang dari 50kg, lama terapinya tidak lebih dari 2 hari.
|
Ketorolac
trometadon 10 mg
Ketorolac
trometadon 30mg
|
5.
|
Meloxicam
|
Tablet
|
Dosis
maksimum meloxicam yang dianjurkan adalah 15mg/hari
Penggunaan
dibatasi hanya pada penderita dewasa, belum ada data yang menunjang pada anak
anak.
Tablet
sebaiknya ditelan bersama makanan dengan bantuan air/cairan.
|
Meloxicam
7,5mg
|
6.
|
Kaltrofen
|
Suppos
|
Sehari 2 kali
|
Kaltrofen 100mg
|
7.
|
Bufect
|
Sirup
|
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 10mL
Anak anak :
1 – 2 tahun sehari 3 - 4 kali 2,5mL
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 10mL
Dewasa :
Sehari 3 – 4 kali 5mL
Anak anak :
3 – 7 tahun sehari 3 – 4 kali 2,5mL
8 – 12 tahun sehari 3 – 4 kali 5mL
|
Ibu profen
100mg/5mL(60mL)
Ibu profen
200mg/5mL(60mL)
|
8.
|
Dialon
|
Tablet
|
Dewasa sehari 2 kali 1 – 2 kaplet pada pagi dan malam
hari setelah makan.
|
Indometasin 100mg
|
9.
|
Kalium diklofenak
|
Tablet
|
Kasus ringan :
Dewasa dan anak anak >14tahun sehari 75 – 100 mg
dibagi dalam 2 – 3 dosis.
Kasus berat :
Dosis ditingkatkan sampai 100 150 mg.
|
Kalium diklofenak 50mg
|
10.
|
Tramadol
|
Injeksi
|
Dewasa dan anak diatas 16thn :
Dosis umum : dosis tunggal 50mg
Dosis tersebut biasanya cukup untuk
meredakan nyeri,apabila masih tersa nyeri dapat ditambahkan 50mg seetelah
selang waktu 30-60 menit
Dosis maksimum : 400mg per hari
Dosis tergantung pada intensitas rasa
nyeri yang diderita. Penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati dengan
kebersihan klirents < 30 mL/menit : 50-100mg setiap 12 jam, maksimum 200mg
perhari.
Dosis yang dianjurkan untuk pasien
dengan cirrhosis adalah 50 mg setiap 12 jam.
|
Tramadol 100mg injeksi
|
3.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa analgetik adalah obat penghilang nyeri atau zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
Mekanisme kerja analgetik:
a. COX-1
b.
COX-2
c. COX-3.
Serta dibagi berdasarkan golongan atau efek yang
ditimbulkan menjadi :
a. Analgetik
Narkotik
b. Analgetik
Perifer.
0 komentar:
Post a Comment