Dalam suatu sediaan farmasi, selain
zat aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan. Eksipien merupakan bahan
selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai
tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, eksipien
sangat penting untuk kesuksesan produksi sediaan yang dapat diterima. IPEC
(The International Pharmaceutical Excipients Council) membagi
eksipien untuk sediaan padat dalam 13 katagori umum berdasarkan fungsinya
yaitu: pengikat, penghancur, pengisi, lubrikan, glidan, pembantu pengempaan,
pewarna, pemanis, pengawet, zat pensuspensi/pendispersi, material penyalut,
pemberi rasa, dan tinta untukprinting.
Dalam
buku Handbook of Pharmaceutical Excipients, eksipien atau bahan penolong
didefinisikan sebagai zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif
menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien. The
International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan
Pharmaceutical excipients sebagai substansi selain obat atau prodrug yang telah
dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran
obat untuk berbagai tujuan berikut
1. Untuk membantu selama proses pembuatan
2. Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan
bioavailabilitas
3. Membantu dalam identifikasi produk
4. Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama
distribusi dan penggunaan
Beberapa kriterial umum yang
esensial untuk eksipien yaitu: netral secara fisiologis, stabil secara fisika
dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavailabilitas
obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan
murah.
Eksipien mempunyai peranan atau
fungsi yang sangat penting dalam formulasi tablet. Hal ini karena tidak ada satupun
zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan
eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan
peranannya dalam produksi tablet. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam
membantu proses pengempaan (berpengaruh pada fluiditas dan kompaktibilitas)
massa yaitu: bahan pengisi-pengencer, pengikat, glidan dan lubrikan. Grup yang
kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet,
yaitu bahan: penghancur, pewarna, serta pembasah dan surface-active
agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa dimulut
juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors. Tablet yang
dimodifikasi pelepasanya (controlled or modified-release tablets),
membutuhkan polimer, malam, atau material yang lain yang dapat menghambat
pelepasan obatnya. Sementara itu, tablet salut membutuhkan material penyalut
untuk melindungi/menutupi inti (core) untuk berbagai tujuan penyalutan.
Berikut adalah bahan tambahan yang
biasa digunakan pada saat pembuatan tablet :
FILLERS/DILUENTS/BAHAN
PENGISI
Bahan pengisi dibutuhkan untuk
membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang
sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif
yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa
langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik
(karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat
dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi
yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah
zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil,
sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan
oleh sifat bahan pengisi.
Tabel
I. Macam-macam bahan pengisi tablet
Tidak larut
|
Larut
|
Kalsium sulfat
Kalsium fosfat, dibasic dan
tribasik
Kalsium karbonat
Amilum
Modifikasi amilum
Mikrokritalin selulosa
|
Laktosa
Sukrosa
Dektrosa
Mannitol
Sorbitol
|
Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk
kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-binders adalah
bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan
kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam
kempa langsung. Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah
mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang mempunyai
sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar
(bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat
berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi,
termasuk co-processed diluents. Co-processed diluentsmerupakan
material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material dengan proses
yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk
kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.
Tabel
II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processed
Filler-
binder
|
Diskripsi
|
Modifikasi tunggal
Avicel
Spray dried lactose
Ditab
Co-processed
Fast Flo lactose®
Microcellac®
Ludipress®
Nu-Tab®
Di-Pac®
Sugartab®
Emdex®
Cal-Tab®
Cal-Carb®
Calcium 90®
StarLac
|
Modifikasi dari
mikrokristalinselulosa/MCC
Hasil spray laktosa
Modifikasi dikalsium fosfat
dihidrat
Hasil spray campuran α-lactose
kristalin monohidrat dan laktosa amorp.
75% laktosa dan 25% MCC
(Microkristalin selulosa).
93% α-laktosa monohidra, 3,5% PVP
dan 3,5% crospovidone.
Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4%
dan magnesium stearat 0,5%.
Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi
3%
Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%.
Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7%
Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%
Kalsium karbonat 95% dan
maltodektrin5%
Kalsium karbonat (minimum) 90% da
Amilum, NF (maksimum) 9%
Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%
|
BINDERS
(PENGIKAT)
Binders atau bahan pengikat
berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa
langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih
efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari
alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.
Pada granulasi basah, bahan pengikat
biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, musilago atau
suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur
dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.
Tabel
III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
Nama
|
Konsentrasi
(%dari
formula)
|
Pelarut
|
Selulosa mikrokristalin
Polimer (turunan selulosa)
CMC Na
HPC
HPMC
MC
HEC
EC
PVP
Gelatin
Gom Alam
Akasia
Tragakan
Guar
Pektin
Amilum
Amilum pregelatin
Sukrosa
Lainnya
Sirup jagung
PEG
Na Alginat
Magnesium aluminum silikat
|
10-50
1-5
2-7
2-5
1-3
1-5
2-5
10-25
2-20
5-10
5-10
|
Air
Air
Alcohol
Alkohol, air
Air
Air
Air (pasta)
Air
Air
Air
|
Pada proses granulasi, dengan adanya
bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat akan membasahi permukaan
partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar
partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga
terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan
proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat antara
partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat yang
dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan,
ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas,
kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV
terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul
berbagai bahan pengisi.
Tabel
IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisi
Larutan bahan pengikat
|
Pengisi
|
|||
Sukrosa
|
Lactosa
|
Dektrosa
|
Mannitol
|
|
Gelatin 10%
Glukosa 50%
Metilselulosa 2 % (400 cps)
Air
Akasia 10%
Musilagoamili 10%
Alkohol 50%
PVP dalam air 10%
PVP dalam alcohol 10%
Sorbitol dalam air 10%
|
200
300
290
300
220
285
460
260
780
280
|
290
325
400
400
400
460
700
340
650
440
|
500
500
835
660
685
660
1000
470
825
750
|
560
585
570
750
675
810
1000
525
900
655
|
Pada pembuatan tablet dengan metode
granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk
kering.
Tabel
V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung
Bahan
Pengikat
|
Kelas
|
Avicel (PH 101)
|
Mikrokristalinselulosa
|
SMCC (50)
|
Silicified Mikrokristalinselulosa
|
UNI-PURE(DW)
|
Amilum pregelatin partial
|
UNI-PURE (LD)
|
Amilum densitas rendah
|
DC Lactose
|
DC laktosa anhydrous
|
DI TAB
|
DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa
|
Tabel
VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)
Sifat alir
|
DI TAB > SMCC(50) > DC
Lactose , UNI PURE(DW) > Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)
|
Compresibilitas
|
UNI PURE(LD) > SMCC(50) ,
Avicel (PH 101) > UNI PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB
|
Crushing Strength
|
UNI PURE(LD) > SMCC(50) >
UNI PURE(DW) > Avicel
|
DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS
Bioavailabilitas suatu tablet
tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat
dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran.
Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia
obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk
mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur.
Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya
menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan
disolusi tablet.
Bahan penghancur dapat ditambahkan
langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan secara intragranular,
ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan
penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi
kapiler,swelling/pengembangan, heat of wetting, particle
repulsive forces, deformation, release of gases,enzymatic
action.
Tabel
VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan
Disintegrant
|
Konsentrasi
(%)
|
Amilum
Amilum 1500
Avicel (mikrokristalin selulosa)
Solka floc
Asam alginat
Explotab (sodium starch glycolate)
Gom guar
Policlar AT (Crosslinked PVP)
Amberlite IPR 88
Metilselulosa, CMC, HPMC.
|
5-20
5-15
5-10
5-15
5-10
2-8
2-8
0,5-5
0,5-5
5-10
|
BAHAN
PELICIN
Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi,
yaitu:
1. Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi
untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan
dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan
pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan.
Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut
dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung
pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang
dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.
Tabel
VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet
Jenis Lubricants
|
Konsentrasi(%)
|
Water
insoluble lubricants
|
|
Stearates(Magnesium Stearate,
Calcium Stearate, Sodium stearate)
|
0,25-1
|
Talc
|
1-2
|
Sterotex
|
0,25-1
|
Waxes
|
1-5
|
Stearowet
|
1-5
|
Glyceryl behapate(Compritol®888)
|
1-5
|
Liquid paraffin
|
Sampai 5
|
Water
soluble lubricants
|
|
Boric acid
|
1
|
Sodium benzoate, Sodium oleate,
Sodium acetate
|
5
|
Sodium Lauryl sulfate (SLS)
|
1-5
|
Magnesium lauryl sulfate (MLS)
|
1-5
|
2. Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk
menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa
tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang
paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai
disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan
dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.
Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa digunakan.
Tabel
IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan
Glidants
|
Konsentrasi
(%)
|
Logam stearat
Asam stearat
Talk
Amilum
Natrium benzoat
Natrium klorida
Natrium dan magnesium lauril
sulfat
PEG 4000 dan 6000
|
< 1
1-5
1-5
1-10
2-5
5-20
1-3
2-5
|
3. Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang
dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet padapunch atas
dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung
merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang
sangat baik.
Tabel
X. Daftar antiadherent yang biasa digunakan
Jenis
antiadherents
|
Konsentrasi
(% b/b)
|
Talk
|
1-5
|
Magnesium stearat
|
< 1
|
Amilum jagung
|
3-10
|
Colloidal silica
|
0,1-0,5
|
DL-Leucine
|
3-10
|
Natrium lauril sulfat
|
< 1
|
COLORS DAN
PIGMENTS
Bahan pewarna tidak mempunyai
aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau
stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk
fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk
membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand
image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah
akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang
diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan
obat.
Bahan pewarna ada yang larut dalam
air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi
dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak.
Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna
selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna.
Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang
kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain. Terhadap
tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran
keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya
pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance
Spectrophotometry,Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance
Photometer
Tabel
XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan
Pewarna
|
Nama
umum
|
Red 3
|
Erythrosine
|
Red 40
|
Allura red AC
|
Yellow 5
|
Tartrazine
|
Yellow 6
|
Sunset Yellow
|
Blue 1
|
Brilliant Blue
|
Blue 2
|
Indigotine
|
Green 3
|
Fast Green
|
SWEETENERS,
FLAVORS
Penambahan Pemanis dan pemberi rasa
biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal, sublingual,
effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.
Tabel
XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet
Pemanis
alami
|
Pemanis
sintesis/buatan
|
Mannitol
|
Sakarin
|
Lactosa
|
Siklamat
|
Sukrosa
|
Aspartame
|
Dektrosa
|
Sakarin 500 kali lebih manis
dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan bersifat
karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali
lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab
sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang higroskopis.
Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada
tablet-tablet yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat
diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk
padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau larutan (water
soluble) flavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya
dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak biasanya
ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif terhadap moisture dan
bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling
mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses
lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa
mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous
flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada
penyimpanan.
c. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah di
cetak atau di buat. Bahan pengisi di tambahkan jika zat aktif sedikit sulit
dikempa biasanya digunakan Saccharum lactis, Amylum manihot, calcii phospas,
calcii carbonas dan zat lain yang cocok.
d. Bahan pengikat (binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat
merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas
solutio Mythylcellulosum 5%).
e. Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering, gelatinum, agar –
agar, natrium alginat.
f. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
Berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan
tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada
cetakan(matrys). Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum
Stearicum.
g. Perbaikan Aliran atau Glidan
Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan, mengalir serbuk, umumnya di gunakan dalam kempa
langsung tanpa proses granulasi. misal: silika pirogenik koloidal.
h. Bahan Penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan
zat penyalut yang cocok,biasanya berwarna atau tidak.
i. Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan
obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar
bau, dan rasa.Contohnya :
j. Bahan pewarna (coloris agent)
Berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik,
identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik.
0 komentar:
Post a Comment