Sunday, April 12, 2020

Resume Jurnal Vitamin C



Resume Jurnal “Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol Dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis Dan Iodometri”

1.      Pendahaluan
            Vitamin C (Taylor, 1993) adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi. Penelitian yang saya lakukan sebelumnya yaitu membandingkan kadar vitamin C pada 6 jenis mangga, yaitu mangga arumanis, golek, telur, dodol, kweni, dan mangga madu. Hasilnya mangga dodol merupakan mangga yang paling banyak mengandung vitamin C, sedangkan mangga kweni paling sedikit mengandung vitamin C.
            Ada beberapa metode yang dikembangkan untuk penentuan kadar vitamin C diantaranya adalah metode spektrofotometri UV-Vis dan metode iodimetri. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran dengan spektrum yang tumpang tindih tanpa pemisahan terlebih dahulu. Karena perangkat lunaknya mudah digunakan untuk instrumentasi analisis dan mikrokomputer, spektrofotometri banyak digunakan di berbagai bidang analisis kimia terutama farmasi. Sedangkan metode iodimetri merupakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan dalam suatu penelitian (Munson, 1991).



2.      Alat dan Bahan
No
Alat
Bahan
1
Spektrofotometer UV-Vis
asam askorbat
2
alat-alat gelas
KIO3
3
timbangan analitik
Na2S2O3
4
corong pendek
I2
5
Buret
H2SO4
6
Blender
larutan amilum
7
alumunium foil
Aquabides
8
kertas saring
buah mangga dodol masak yang terdapat di pasaran kota Manado

3.      Prosedur Kerja
a.       Prosedur Spektrofotometri UVVis
Pembuatan Larutan Induk Vitamin C 100 ppm
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Vitamin C
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Penentuan Kadar Sampel      
b.      Prosedur Kerja Iodimetri
Tabel Pembuatan Larutan
No
Nama zat
Bahan
1
KIO3 0,1
0,3567g kristal KIO3 ad 100mL Aquadest
2
Iodium 0,1N        
2,5 g kristal KI 25mL Aquabidest (Lar.KI)
12,7gkristalI2 Lar.KI→ad1000mLAquabidest
3
Na2S2O3 0,1 N
9,9268 g kristal Na2S203400mL Aquabidest
4
larutanAmilum1%
Ig amilum 100mLAquades
5
KI 10%        
50g Kristal KI ad 500mL aquadest
6
H2SO4 10%
1,031mL H2SO4 ad 100mL Aquabides

Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan larutan KIO3 0,1 N        
Standarisasi larutan I2 dengan larutan standar Na2S2O3 0,03 N        

Penetapan kadar Vitamin C dalam larutan dengan larutan Iodium standar        
4.      Hasil dan pembahasan
a.       Hasil Metode Spektrofotometri UV-Vis
Konsentrasi standar Vit C
Konsentrasi
Absorbansi
Panjang gelombang Max
0 ppm
0 nm
0 nm
4 ppm
0,852nm
264 nm
8 ppm
1,785nm
264 nm
12 ppm
2,625nm
265 nm
16 ppm
3,414nm
267 nm
      Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva diperoleh persamaan garis y = 0.215x + 0.015 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,999. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif antara kadar dan serapan. Artinya, dengan meningkatnya konsentrasi, maka absorbansi juga akan meningkat. Hal ini berarti bahwa terdapat 99,9% data yang memiliki hubungan linier. 
      Pada penentuan uji sampel dilakukan dengan cara dipreparasi mangga yang akan diteliti. Setelah itu filtrat yang terbentuk dibaca pada alat spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum yang didapat yaitu 267 nm.  Setelah dibaca dengan menggunakan alat spektrofotometri UVVis maka mangga dodol memiliki absorbansi sebesar 0,1857 nm dan kandungan vitamin C yang terkandung dalam mangga dodol yaitu 15,88 g/100g.
b.      Hasil metode Iodometri
      Sampai titik akhir titrasi, mangga dodol membutuhkan volume sebanyak 22,3 ml sehingga larutan berubah menjadi warna biru. Warna biru yang dihasilkan merupakan iod-amilum yang menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir. Setelah dihitung, kadar vitamin C yang terdapat dalam larutan sampel mangga dodol yaitu 3,5 g/100g.

5.      Kesimpulan
a.       Hasil yang didapat dengan metode spektrofotometri UV-Vis yaitu mangga dodol sebanyak 15,88 g/100g. Sedangkan hasil pada metode iodimetri yaitu mangga dodol sebanyak 3,5 mg/100g.
b.      Hasil metode spektrofotometri UV-Vis lebih besar daripada hasil dengan menggunakan metode iodimetri.  Jadi terdapat perbedaan yang nyata antara metode spektrofotometri UV-Vis dengan metode iodimetri.

Daftar pustaka


Soal Analisa Bahan Pangan

1.      Jelaskan perbedaan iodometri dan iodimetri?
Jawab :
Iodometri
Iodimetri
Termasuk kedalam Reduktometri
Termasuk kedalam Oksidimetri
Larutan  Na2S2O3 (Tio) sebagai penitar (Titran)
Larutan  I2  sebagai Penitar (Titran)
Penambahan Indikator Kanji disaat mendekati titik akhir.
Penambahan Indikator kanji saat awal penitaran
Termasuk kedalam Titrasi tidak langsung
Termasuk kedalam Titrasi langsung
Oksidator sebagai titrat
Reduktor sebagai titrat
Titrasi dalam suasana asam
Titrasi dalam suasana sedikit basa/netral
Penambahan KI sebagai zat penambah
Penambahan NaHCO3 sebagai zat penambah
Titran sebagai reduktor
Titran sebagai oksidator

            Selain itu juga terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari  metode iodimetri yaitu sebagai berikut :
Kelebihan :
(a)    Penitaran berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi.
(b)   Penambahan kanji diawal titrasi.
(c)    Warna titik akhir lebih mudah teramati dari tidak berwarna menjadi biru.
Kekurangan :
(a)    Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi contoh harus dilakukan terlebih dahulu.
(b)   Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod.
(c)    Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara


2.      Jelaskan prosedur iodometri dan iodimetri?
Jawab :
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetri yang pada penentuan atau penetapan berdasar pada jumlah I2 (Iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide (I).
Iodometri adalah suatu metode titrasi tidak langsung dimana titrasi menggunakan larutan standar Na2S2O3 sebagai titran, yang berperan sebagai reduktor. KI digunakan sebagai penyedia iodium dan iodida, dan digunakan larutan kanji atau amilum sebagai indikator

3.      Reagent apa yang digunakanpada 2 metode tersebut?
Jawab :
Natrium tiosulfat sebagai titran

4.      Reagen apa yang perlu dibakukan dan jelaskan alasannya?
Jawab :
Reagen yang dibakukan adalah natrium tioshianat (Na2s2O3)
A. Pembakuan larutan Na2S2O3 dengan larutan baku KIO3
Dengan teliti ditimbang 0,35 gram KIO3 dilarutkan dalam akuades kemudian memasukan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 100 ml
Sampai batas diencerkan, dipipet 25 ml larutan baku KIO3 dan dimasukan dalam Erlenmeyer
2 ml H2SO4 2 N dan 10 ml KI 10 %, ditambahkan kemudian dikocok. Larutan ini dititrasi dengan larutan baku Na2S2O3 sampai larutan berwarna kuning muda.
Dengan akuades 25 ml diencerkan dan ditambahkan dengan 4 ml larutan amilum 10 %, titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang.

5.      Jelaskan fungsi Vit C dalam bahan pangan?
Jawab :
Vitamin C biasanya dikenal sebagai antioksidan yang baik bagi tubuh, yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas. Tetapi, selain bermanfaat bagi tubuh vitamin C juga merupakan salah satu BTP pada makanan. Vitamin C merupakan antioksidan alami dan terdaftar dalam perKBPOM No 38 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Antioksidan. Maksud dari antioksidan alami adalah senyawa yang dapat menunda pembentukan atau memperlambat oksidasi lemak dalam makanan dan senyawa tersebut secara natural terdapat dialam. Seperti yang kita ketahui vitamin C secara alami terdapat dalam berbagai jenis buah buahan dan sayuran.


0 komentar:

Post a Comment