Tuesday, April 14, 2020

Resume materi Farmasi Penerbangan

Farmasi Penerbangan 




Dunia penerbangan :

Globalisasi adalah perpindahan manusia dan barang berlangsung cepat, ilmu pengetahuan berkembang pesat (transportasi, komunikasi, jaringan) : Artificial inteligent, Internet of things, Robotica (Generasi abad 21st atau Revolusi Industri 4.0.)
Perkembangan teknologi transportasi yang memindahkan  manusia dan barang  baik domestik, maupun international telah menjadikan tidak ada batas antar negera (borderless), berlangsung secara cepat.
Transportasi udara memberikan pelayanan penumpang untuk merasakan  terbang dalam keadaan aman, nyaman, selamat dan cepat.
Guna mendukung pelayanan penerbangan yang baik, Air crew, ground crew, ATCOs harus memiliki kapasitas yang baik meliputi kesehatan prima, terlatih, dengan didukung sarana pesawat yang baik dan siap terbang serta ATC)s yang handal.
Air crew, ground crew, ATCOs  dan penumpang  pesawat tidak lepas dari penggunaan sediaan farmasi untuk memelihara kesehatan, mengobati penyakit, mengatasi kondisi darurat.    Mengingat lingkungan penerbangan berbeda dengan lingkungan di bumi, maka  perlu pemahaman terhadap farmasi penerbagan kepada. Air crew, ground crew, ATCOs, dan penumpang.
Sejarah Dunia Penerbangan 
Flyer pertama kali diuji coba pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara, Pada 17 desember 1903, Wright bersaudara mampu mewujudkan penerbangan pertama yang terkontrol, berawak, bertenaga, dan lebih ringan daripada udara. Penerbangan pertama ini berlangsung selama 12 detik dan melaju sejauh 120 kaki.
Perkembangan pesat. Namun, dampak keberhasilan meeka baru benar-benar terasa pada 1908, tatkala keduanya mendemonstrasikan pencapaian mereka di AS dan Perancis. Setahun kerikutnya, benar-benar berlangsung penerbangan bersejarah ketika Louis Bleriot menerbangkan pesawat terbang mono menyebrangi Selat Inggris dari Perancis ke Inggris. Ini menjadikan Bleriot orang pertama yang menyebrangi lautan atau dari satu negara ke negara lain dengan pesawat terbang.
Juga di Perancis, Elise Deroche dikenal sebagai "La Baronne De La Roche" menjadi wanita pertama yang mendapatkan lisensi sebagai pilot. Pada tahun yang sama pesawat mmiliter AS pertama dibuat oleh Wright bersaudara. Dua tahu kemudian, Glenn Curtiss, bapak penerbangan angkatan laut berhasil melakukan penerbangan lautan pertamanya di San Diego. Perang dunia I , kenyataanya, turut mempercepat berbagai kemajuan dalam menggunakan teknologi untuk penerbangan. Diawal perang, pesawat terbang digunakan untuk observasi, sementara dimasa perang berkecamuk dengan tambahan mesin peluru, pesawat terbang menjadi senjata efektif selama perang. Inovasi dalam rancangan juga semakin membuat pesawat terbang lebih besar, lebih cepat dan mampu membawa bom. Pada 1918, AS menjadi negara pertama yang menawarkan layanan pos udara yang terjadwal tetap. Juga rute penerbangan tetap antara Washingthon D.C dan New York.
Pada 1932 Amelia Earhart juga mencapai status legendaris. Ia menjadi pilot wanita pertama yang menyebrangi atlantik seorang diri. Namun, orang lebih mengenangnya setelah ia tidak pernah muncul kembali pada penerbangan bersama navigatornya pada 1937. Earhart terbang dari miami dengan rencana mengelilingi dunia. Namun setelah suara terakhirnya diterima dilautan Pasifik, setelah itu ia dan navigatornya tak pernah kembali. Beragam teori di kembangkan namun hingga kini belum terungkap apa yang sesungguhnya terjadi.
Seiring penerbangan terakhir Earhart, seseorang bernama Igor Sikorsky mengenbangkan pesawat jenis lainya yang sekarang dikenal dengan helikopter. Ia menyempurnakan helikopter dengan rotor tunggal pada 1930-an dan pada dekade setelahnya helikopter semakin disempurnakan bentuk dan kemampuanya. Saat ini helikopter banyak digunakan untuk kepentingan militer, penyelamatan darurat, dan tujuan komersial.



Pengaruh tubuh manusia terhadap kondisi lingkungan penerbangan :

Modern aircrew harus menjadi tetap fit baik fisik maupun mental untuk mengendalikan pesawat  berkecepatan tinggi  (memutuskaan dalam hitungan detik untuk mencegaah terjadi kecelakaan atan insiden).
Aircrews yang mengoperasikan harus mampu mengendalikan pesawat dalam lingkungan udara yang dapat mengakibatakan terjadinya : 
Hypobarism 
Hypoxia
Hypothermia 
Vibration
High G-forces
Complex multi-axis movements
Disturbed sleep patterns
Fatigue 
Boredom interspersed with periods of intense concentration / sensory overload
Turbulence
Disorientation



Type pelanggaran penggunaan obat dalam penerbangan :

Type 1 : 
Tugas penerbangan diperbolehkan jika obat diminum secara sporadis atau, kecuali, secara rutin (Aspirin, parasetamol, vitamin)
Type 2 :
Tugas penerbangan diizinkan dengan izin dari AME / ahli bedah penerbangan terdaftar atau IAM (Antibitics, anti malaria)
Type 3 : 
Tugas penerbangan hanya diizinkan dengan izin dari IAM. Biasanya melibatkan penggunaan jangka panjang (Allopurinol, propanolol, persiapan tiroid)
Type 4 :
Kemungkinan efek samping yang tidak dapat diterima. Tugas flihgt tidak diizinkan sampai obat-obatan dibersihkan dari tubuh secara memadai, biasanya setidaknya 5-7 kali waktu paruh medikasi (Barbiturat, steroid, kodein fosfat)
Type 5 :
Tugas penerbangan tidak diizinkan karena kondisi medis yang mendasarinya, atau kemungkinan jenis obat yang diperlukan (Anti-koagulan, nitrat, insulin, hipoglikemik oral, digoxin)
Type 6 :
Sering terjadi efek samping berbahaya yang tidak dapat diterima terkait dengan tugas penerbangan. Tugas penerbangan tidak diizinkan sampai obat tottaly dikeluarkan dari tubuh-biasanya 5-7 kali eliminasi hal-kehidupan obat (Anti-convulsant, anxiolytics, alkohol, stimulan)
Type 7 :
Zat yang sepenuhnya ilegal (Dagga, LSD, kokain, heroin, “Ectasy” dll)



Obat yang mempengaruhi susunan saraf tidak boleh digunakan dalam penerbangan : 

Pengobatan yang berpotensi mempengaruhi otak (sedativ, antidepressan dan antihistamin) dan yang dapat menyebabkan sedasi (menimbulkan efek sedative/ tindakan atau efek menenangkan.) dan mengantuk. Jika pilot / aircrew mengkonsumsi obat obat ini dikhawatirkan aka terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
    


Konsumsi alcohol tidak diperkenankan digunakan dalam dunia penerbangan :

Absorbsi alkohol dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor :  tipe dan  jumlah  makanan dalam lambung,  berat badan, ststus cairan tubuh, konsentrasi alkohol, rata-rata konsumsi alkohol. 
Efek penggunaan alkohol yang dapat mempengaruhi keselamatan terbang :  
1.   Disorientasi
2.   MAsalah penglihatan  
3.   Disfungsi psychomotor
4.   Meningkatkan respon time  
5.   Menurunkan memori jangka pendek.  
6.   Menurunkan kapasitas berfikir  
7.   Menurunkan kemampuan pengambilan keputusan.  
8.   Prosedur mengalami kesalahan pada komunikasi, navigasi, manuver, instrument landing (ILS) approach.  
Efek alkohol tersebut akan meningkat pada kondisi  dehidration, fatigue, nutrisi dan kondisi hypoxia pada kondisi pada ketinggian.

0 komentar:

Post a Comment