Friday, April 24, 2020

Mikromimetik

     Menurut Dalla Valle, ilmu partikel dituangkan dalam mikromeritik yaitu suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan kestabilan suatu sediaan. Ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik.   

Pembagian Sistem Dispersi berdasarkan Ukuran Partikel 

 

Ukuran Partikel

    Micrometer                Milimeter

Ukuran ayakan kira kira

Contoh

0,5 – 10

0,0005 – 0,010

-

Suspense, emulsi halus

10 – 50

0,010 – 0,050

-

Batas atas jarak dibawah ayakan, partikel emulsi kasar, partikel suspense terflokulasi

50 – 100

0,050 – 0,100

325 – 140

Batas bawah ayakan, jarak serbuk halus

150 – 1000

0,150 – 1,000

100 – 18

Jarak serbuk kasar

1000 – 3360

1,000 – 3,360

18 - 6

Ukuran granul rata rata

 

Ukuran Partikel Ukuran ayakan Kira-kira

Pentingnya mengetahui ukuran partikel dalam bidang farmasi yaitu:

  • Ukuran partikel berhubungan dengan luas permukaan dan tegangan antarmuka
  • Ukuran partikel memengaruhi  pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan
  • Ukuran partikel memengaruhi  kekompakan tablet, kestabilan emulsi, dan suspense
  • Ukuran partikel memegang peranan dalam laju pengendapan pada sediaan suspense

e.       Pada tablet dan kapsul, ukuran partikel menentukan sifat alir serta pencampuran

1. Metode penentuan ukuran partikel 

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengukuran partikel yaitu :

a. Pengayakan Metode

     Pengayakan merupakan metode yang sederhana dengan menggunakan alat/ mesin seperti ayakan, tetapi memiliki aturan kecepatan dan ukuran ayakan (mesh) tertentu dan telah dikalibrasi.

Faktor-faktor yang memengaruhi  proses pengayakan antara lain:

  • Waktu atau lama pengayakan.
  • Massa sample
  • Intensitas getaran.

Keuntungan dari metode pengayakan antara lain

  • Sederhana, praktis, mudah, dan cepat
  • Tidak membutuhkan keahlian tertentu dalam melakukan metoden
  • Dapat diketahui ukuran partikel dari kecil sampai besar
  • Lebih mudah diamati.

Kerugian dari metode pengayakan antara lain

  • Tidak dapat mengetahui bentuk partikel secara pasti
  •  Ukuran partikel tidak pasti karena ditentukan secara kelompok
  • Adanya agregasi karena adanya getaran
  • Tidak dapat melihat bentuk partikel dan dapat menyebabkan erosi

 

b. Mikroskopik Optik

     Pengukuran partikel dengan menggunakan metode mikroskopik bisanya untuk pengukuran partikel yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. Metode ini dapat digunakan untuk menghitung partikel pada sediaan suspensi dan emulsi.

Keuntungan metode mikroskopik yaitu :

  • adanya gumpalan dapat terdeteksi
  • metode langsung 

Kerugian metode mikroskopik yaitu :

  • diameter hanya 2 dimensi
  • jumlah partikel yang harus dihitung (300-500) makan waktu
  • tenaga variasi antar operator besar

 

c. Sedimentasi Metode

     Sedimentasi (pengendapan) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur diameter partikel berdasarkan prinsip ketergantungan laju sedimentasi partikel pada ukurannya. Ukuran partikel ini dinyatakan dalam hukum Stokes. Salah satu alat yang berdasarkan pada prinsip sedimentasi dalam penentuan ukuran partikel yaitu Alat Andreasen.

 

d. Pengukuran Volume Partikel (Coulter Counter)

     Prinsip: Jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan elektrolit, kemudian dilewatkan melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda. Saat partikel melewati lubang akan memindahkan sejumlah elektrolit sesuai dengan volumenya, maka akan terjadi suatu perubahan tahanan listrik. Laju penghitungan  yaitu 4000 partikel/detik.

Kegunaan dari metode ini adalah 

  • menyelidiki diskusi
  • menyelidiki efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan microorganism

 

2. Sifat-sifat turunan serbuk yaitu :

a.       Porositas

 Porositas atau rongga dari serbuk adalah perbandingan volume rongga terhadap volume bulk dari sebuah pengepakan yang dinyatakan dalam persen

b.      Kerapatan Partikel 

Kerapatan secara umum didefinisikan sebagai berat per satuan volume

1)      Kerapatan Sebenarnya 

Kerapatan sebenarnya adalah kerapatan dari bahan itu sendiri, tidak termasuk rongga dan pori-pori.

Alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan sebenarnya yaitu

1.      Densitometer Helium

2.      Piknometer

3.      Hydrometer

2)      Kerapatan Granul

Kerapatan granul didefinisikan sebagai volume granul yang merupakan volume partikel + ruang dalam partikel  Penentuan kerapatan granul dengan menggunakan metode  pemindahan cairan (air raksa).  Dalam kerapatan granul dikenal istilah porositas dalam partiel.

3)      Kerapatan Bulk

Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan volume bulk. Kerapatan bulk ini tergantung dari Tergantung pada distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan kohesi antar partikel.  Dalam kerapatan bulk dikenal dua macam porositas yaitu :

a.       Porositas celah / ruang antara 

b.      Porositas total


Wednesday, April 22, 2020

Resin Minyak Atsiri


Hai temen temen disini saya akan membahas mengenai resin minyak atrisi. Resin adalah eksudat (getah) yang dikeluarkan oleh banyak jenis tetumbuhan, terutama oleh jenis-jenis pohon runjung (konifer). Getah ini biasanya membeku, lambat atau segera, dan membentuk massa yang keras dan, sedikit banyak, transparan. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas

Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen). Definisi ini dimaksudkan untuk membedakan minyak lemak dengan minyak atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya.
Sifat minyak atsiri sendiri antara lain :
  1. Dapat didestilasi. 
  2. Tidak meninggalkan noda. 
  3. Tidak tersabunkan. 
  4. Tidak tengik. 
  5. Tidak mengandung asam.
Itulah sifat yang membedakan minyak atsiri dengan minyak lemak.

Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri bisa di berbagai tempat antara lain :
  • Dalam rambut kelenjar seperti Labiatae, misal: kumis kucing, mentha. 
  • Di dalam sel-sel parenkim seperti Piperaceae, misal: merica 
  • Pada tabung minyak seperti Umbelliferae, misal: adas. 
  • Saluran lisogen dan sisogen seperti Pinaceae & Rutaceae, misal: pinus, jeruk.
Sedang cara pembentukan minyak atsiri dalam tanaman antara lain langsung dari protoplasma, dekomposisi dari resin ataupun dengan cara hidrolisis dari glikosida tertentu.
Bila minyak atsiri baru saja didestilasi, umumnya tidak berwarna atau berwarna pucat. Penyimpanan dalam jangka waktu lama yang tidak terkontrol dapat menyebabkan minyak menjadi berwarna, mulai dari kuning tua hingga coklat. Untuk menghindari kerusakan seperti itu dapat diatasi dengan perlakuan seperti :
- Disimpan pada wadah tertutup rapat.
- Terlindung dari cahaya.
- Di tempat yang kering.
- Di tempat yang sejuk.
- Disimpan penuh dalam wadah.

Pada bagian tanaman, minyak atsiri terkandung dominan misalnya :
  • Di tumbuhan Rosa sinensis, pada petala bunga. 
  • Cinamomum, pada korteks dan daun. 
  • Foeniculi vulgare, pada perikap buah. 
  • Labiatae, pada rambut kelenjar. 
  • Citrus, pada kulit buah.
Bagi tanaman penghasil minyak, minyak atsiri berfungsi sebagai insect repellant (mengusir serangga/parasit lain) dan insect attractant (menarik). Dalam beberapa hipotesis dapat disimpulkan bahwa tumbuhan akan memproduksi minyak atsiri secara maksimal jika kondisi tumbuh dalam keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air, struktur tanah berkapur atau jarang nutrisi makanan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu membuat tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap toksik terhadap serangan serangga maupun parasit lain.
Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut :
  1. Bau khas. 
  2. Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform, dan pelarut organik lain. 
  3. Sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap. 
  4. Yang mengandung fenol dapat membentuk garam 
  5. Dapat membentuk kristal.
Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran dan tidak pernah dalam bentuk tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5 komponen besar seperti cineol, borneol, limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau sedap tapi pedas seperti minyak kayu putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus, limonen harum seperti jeruk keprok, alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa terpinen berbau jeruk citrun. Nah, campuran dari kelima komponen itulah yang membuat aroma khas kapulaga.
Dari semua jenis minyak atsiri sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis metabolit sekunder :
  • Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid. 
  • Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik.
Contoh kerangka minyak atsiri :
1. Monoterpen yaitu :
            a.  Asiklis.
            b.  Siklis
2. Seskuiterpen.
3. Senyawa fenil propanoid

Cara penyarian minyak atsiri ada beberapa metode tergantung dari jenis dan sifat dari bahan baku dan minyak atsirinya. Beberapa metode umum yang biasa digunakan antara lain :
1. Destilasi (air, uap dan air-uap)
2. Pengepresan
3. Ekstraksi
4. Enfleurasi
5. Hidrolisis glikosida tertentu.

Jika ada yang kurang dimengerti atau ada yang ingin ditanyakan silahkan tulis dikolom komentar, insya alloh akan saya balas:))

Tuesday, April 21, 2020

Emulsi


Assalamualaikum temen temen, selamat pagiii, dan salam sejahteraa

     Hai temen temen blogger, disini saya akan membahas sedikit mengupas mengenai emulsi. Emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri atas paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, yang salah satunya fase terdispersi (fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok.   

Keuntungan dalam bentuk emulsi yaitu :
  1. Bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dapat dibuat lebih enak
  2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi
  3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci 
  4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran
  5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
  6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain. 

Kerugian bentuk emulsi adalah emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan dan keahlian khusus.  

Aplikasi di bidang farmasi :
  1. Senyawa-senyawa yang larut lemak seperti vitamin, diabsorbsi lebih sempurna jika diemulsikan daripada dibuat dalam larutan berminyak.
  2. Emulsi intravena untuk pasien lemah yang tidak bisa menerima obat-obat secara oral
  3. Emulsi radiopaque sebagai zat diagnostik dalam pengujian sinar X.
  4. Emulsifikasi digunakan dalam produk aerosol untuk menghasilkan busa.
  5. Contoh : Propelan yang membentuk fase cair terdispersi di dalam wadah menguap. Bila emulsi tersebut dikeluarkan dari wadahnya maka akan menghasilkan pembentukan busa.
  6. Emulsi secara luas digunakan dalam produk farmasi dan kosmetik untuk pemakaian luar berupa lotio dan krim.
Tipe emulsi :
  1. Tipe o/w  (m/a) : suatu emulsi dimana minyak terdispersi sebagai tetesan dalam fase air disebut minyak dalam air.
  2. Tipe w/o  (a/m) : jika air adalah fase terdispersi dan minyak adalah medium pendispersi. emulsi disebut air dalam minyak.
  3. Emulsi ganda. Dalam tipe emulsi ini dihadirkan 3 fase yang disebut bentuk emulsi w/o /w (a/m/a) atau o/w/o (m/a/m) atau disebut emulsi dalam emulsi 


Penentuan tipe emulsi :
  1. Uji pengenceran  Metode ini berdasarkan bahwa suatu emulsi m/a dapat diencerkan dengan air dan emulsi a/m  dengan minyak.
  2. Uji Konduktivitas (Uji Hantaran Listrik)  Emulsi ketika fase kontinyu adalah air dapat dianggap memiliki konduktivitas yang tinggi dibanding emulsi yang fase kontinyunya adalah minyak.
  3. Uji Kelarutan Warna.   Bahwa suatu pewarna larut air akan larut dalam fase berair dari emulsi. Sementara zat warna larut minyak akan ditarik oleh fase minyak.
  4. Tes Fluoresensi  Banyak minyak jika dipaparkan pada sinar UV, maka akan berfluoresensi, jika tetesan emulsi dibentangkan dalam lampu fluoresensi di bawah mikroskop dan semuanya berfluoresensi, menunjukkan emulsi a/m. Tapi jika emulsi m/a, fluoresensinya berbintik-bintik.
  5. Uji Arah Creaming  Creaming adalah fenomena antara dua emulsi yang terpisah dari cairan aslinya ketika salah satunya mengapung pada permukaan lainnya.
  6. Metode kertas saring/CoCl2  Kertas saring dijenuhkan dengan COCl2 dan dikeringkan. Warna awal adalah biru berubah menjadi merah muda bila emulsi m/a ditambahkan. 


Stabilitas fisik emulsi : 
Ketidakstabilan dari emulsi dapat digolongkan menjadi :
  1. Creaming dan Sedimentasi  Creaming adalah gerakan ke atas dari tetesan relatif zat terdispersi ke fase kontinu, sedangkan sedimentasi adalah proses pembalikan yaitu gerakan ke bawah dari partikel. Kecepatan sedimentasi tetesan atau partuikel dalam cairan dihubungkan dengan hukum Stokes. 
  2. Agregasi (flokulasi) dan Koalesensi  Flokulasi adalah penyatuan partikel sedangkan koalesen adalah penggabungan aglomerat menjadi tetesan yang lebih besar atau tetesan-tetesan. Koalesen biasanya lebih cepat jika dua cairan yang tidak saling bercampur dikocok bersama karena tidak ada energi barier yang besar untuk mencegah penggabungan tetesan dan reformasi dari fase bersama. 
  3. Berbagai jenis perubahan kimia dan fisika
  4. Inversi fase  Emulsi dikatakan membalik ketika perubahan emulsi dari M/A ke A/M atau sebaliknya. Inversi kadang-kadang terjadi dengan penambahan elektrolit atau dengan mengubah rasio fase volume.

mungkin cukup sekian materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat:))



Monday, April 20, 2020

Eksipien/Zat Tambahan Pada Sediaan Tablet


          Dalam suatu sediaan farmasi, selain zat aktif juga dibutuhkan eksipien/bahan tambahan. Eksipien merupakan bahan selain zat aktif yang ditambahkan dalam formulasi suatu sediaan untuk berbagai tujuan atau fungsi. Walaupun eksipien bukan merupakan zat aktif, eksipien sangat penting untuk kesuksesan produksi sediaan yang dapat diterima. IPEC (The International Pharmaceutical Excipients Council) membagi eksipien untuk sediaan padat dalam 13 katagori umum berdasarkan fungsinya yaitu: pengikat, penghancur, pengisi, lubrikan, glidan, pembantu pengempaan, pewarna, pemanis, pengawet, zat pensuspensi/pendispersi, material penyalut, pemberi rasa, dan tinta untukprinting.

Dalam buku Handbook of Pharmaceutical Excipients, eksipien atau bahan penolong didefinisikan sebagai zat tambahan yang digunakan untuk merubah zat aktif menjadi bentuk sediaan farmasi yang sesuai untuk digunakan pada pasien. The International Pharmaceutical Excipients Council (IPEC) mendefinisikan Pharmaceutical excipients sebagai substansi selain obat atau prodrug yang telah dievaluasi keamanannya dan dimaksudkan untuk sistem penghantaran obat untuk berbagai tujuan berikut
1.     Untuk membantu selama proses pembuatan
2.     Melindungi, mendukung dan meningkatkan stabilitas dan bioavailabilitas
3.     Membantu dalam identifikasi produk
4.     Meningkatkan keamanan dan efektifitas produk selama distribusi dan penggunaan

         Beberapa kriterial umum yang esensial untuk eksipien yaitu: netral secara fisiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat, bebas dari mikroba patogen dan tersedia dalam jumlah yang cukup dan murah.

         Eksipien mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam formulasi tablet. Hal ini karena tidak ada satupun zat aktif yang dapat langsung dikempa menjadi tablet tanpa membutuhkan eksipien. Eksipien dalam sediaan tablet dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya dalam produksi tablet. Pertama adalah eksipien yang berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi-pengencer, pengikat, glidan dan lubrikan. Grup yang kedua adalah eksipien yang membantu memperbaiki karakter sifat fisik tablet, yaitu bahan: penghancur, pewarna, serta pembasah dan surface-active agents. Tablet yang diperuntukkan untuk hancur dan memberi rasa dimulut juga membutuhkan bahan pemanis dan flavors. Tablet yang dimodifikasi pelepasanya (controlled or modified-release tablets), membutuhkan polimer, malam, atau material yang lain yang dapat menghambat pelepasan obatnya. Sementara itu, tablet salut membutuhkan material penyalut untuk melindungi/menutupi inti (core) untuk berbagai tujuan penyalutan.

Berikut adalah bahan tambahan yang biasa digunakan pada saat pembuatan tablet :

FILLERS/DILUENTS/BAHAN PENGISI
Bahan pengisi dibutuhkan untuk membuat bulk (menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa), memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit dikempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Bahan pengisi dapat dibagi berdasarkan katagori: material organik (karbohidrat dan modifikasi karbohidrat), material anorganik (kalsium fosfat dan lainnya), serta co-processed diluents. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi.

Tabel I. Macam-macam bahan pengisi tablet
Tidak larut
Larut
Kalsium sulfat
Kalsium fosfat, dibasic dan tribasik
Kalsium karbonat
Amilum
Modifikasi amilum
Mikrokritalin selulosa
Laktosa
Sukrosa
Dektrosa
Mannitol
Sorbitol

       Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut dengan filler-binders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler binders digunakan dalam kempa langsung. Persyaratan suatu material dapat berfungsi sebagai filler-binders adalah mempunyai fluiditas dan kompaktibilitas yang baik. Material yang mempunyai sifat demikian biasanya mempunyai ukuran partikel yang relatif besar (bukan fines) dengan bentuk yang sferis. Bahan pengisi yang dapat berfungsi sebagai filler-binders biasanya hasil modifikasi, termasuk co-processed diluentsCo-processed diluentsmerupakan material hasil modifikasi dan kombinasi 2 atau lebih material dengan proses yang sesuai. Material co-processed diluents lebih baik untuk kempa langsung dibandingkan hasil modifikasi 1 macam diluents saja.
Tabel II. Macam-macam filler- binder hasil modifikasi tunggal dan co-processed
Filler- binder
Diskripsi
Modifikasi tunggal
Avicel
Spray dried lactose
Ditab
Co-processed
Fast Flo lactose®
Microcellac®
Ludipress®
Nu-Tab®
Di-Pac®
Sugartab®
Emdex®
Cal-Tab®
Cal-Carb®
Calcium 90®
StarLac
Modifikasi dari mikrokristalinselulosa/MCC
Hasil spray laktosa
Modifikasi dikalsium fosfat dihidrat
Hasil spray campuran α-lactose kristalin monohidrat dan laktosa amorp.
75% laktosa dan 25% MCC (Microkristalin selulosa).
93% α-laktosa monohidra, 3,5% PVP dan 3,5% crospovidone.
Sukrosa 95-97%, gula invert 3-4% dan magnesium stearat 0,5%.
Sukrosa 97% dan dextrin modifikasi 3%
Sukrosa 90-93% dan gula invert 7-10%.
Dextrosa 93-99% dan maltosa 1-7%
Kalsium sulfat 93% da gom alam 7%
Kalsium karbonat 95% dan maltodektrin5%
Kalsium karbonat (minimum) 90% da Amilum, NF (maksimum) 9%
Laktosa 80% dan Amilum Jagung 20%

BINDERS (PENGIKAT)
      Binders atau bahan pengikat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Bahan pengikat secara umum dapat dibedakan menjadi: pengikat dari alam, polimer sintetik/semisintetik dan gula.
      Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, musilago atau suspensi), namun dapat juga ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.
Tabel III. Pengikat yang biasanya digunakan dalam granulasi basah
Nama
Konsentrasi
(%dari formula)
Pelarut
Selulosa mikrokristalin
Polimer (turunan selulosa)
CMC Na
HPC
HPMC
MC
HEC
EC
PVP
Gelatin
Gom Alam
Akasia
Tragakan
Guar
Pektin
Amilum
Amilum pregelatin
Sukrosa
Lainnya
Sirup jagung
PEG
Na Alginat
Magnesium aluminum silikat
10-50
1-5
2-7
2-5
1-3
1-5
2-5
10-25
2-20
5-10
5-10
Air
Air
Alcohol
Alkohol, air
Air
Air
Air (pasta)
Air
Air
Air
        Pada proses granulasi, dengan adanya bahan pengikat dalam bentuk cair maka bahan pengikat akan membasahi permukaan partikel, selanjutnya terbentuk jembatan cair (liquid bridges) antar partikel. Selanjutnya partikel yang berikatan akan semakin banyak sehingga terjadi pertumbuhan/pembesaran granul. Setelah proses pengayakan dilakukan proses pengeringan yang mengakibatkan terbentuknya jembatan padat antara partikel yang saling mengikat membentuk granul. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan. Pada tabel IV terlihat perkiraan volume larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul berbagai bahan pengisi.
Tabel IV. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan untuk menggranul 3000 g pengisi
Larutan bahan pengikat
Pengisi
Sukrosa
Lactosa
Dektrosa
Mannitol
Gelatin 10%
Glukosa 50%
Metilselulosa 2 % (400 cps)
Air
Akasia 10%
Musilagoamili 10%
Alkohol 50%
PVP dalam air 10%
PVP dalam alcohol 10%
Sorbitol dalam air 10%
200
300
290
300
220
285
460
260
780
280
290
325
400
400
400
460
700
340
650
440
500
500
835
660
685
660
1000
470
825
750
560
585
570
750
675
810
1000
525
900
655
        
       Pada pembuatan tablet dengan metode granulasi kering dan kempa langsung, bahan pengikat ditambahkan dalam bentuk kering.
Tabel V. Jenis-jenis bahan pengikat yang umum digunakan pada kempa langsung
Bahan Pengikat
Kelas
Avicel (PH 101)
Mikrokristalinselulosa
SMCC (50)
Silicified Mikrokristalinselulosa
UNI-PURE(DW)
Amilum pregelatin partial
UNI-PURE (LD)
Amilum densitas rendah
DC Lactose
DC laktosa anhydrous
DI TAB
DC-Calsium fosfat dihidrat dibasa
Tabel VI. Karakteristik bahan pengikat untuk kempa langsung (DC/Direct compression)
Sifat alir
DI TAB > SMCC(50) > DC Lactose , UNI PURE(DW) > Avicel (PH 101) > UNI PURE(LD)
Compresibilitas
UNI PURE(LD) > SMCC(50) , Avicel (PH 101) > UNI PURE(DW) , DC Lactose > DI TAB
Crushing Strength
UNI PURE(LD) > SMCC(50) > UNI PURE(DW) > Avicel

DISINTEGRANTS DAN SUPER DISINTEGRANTS
       Bioavailabilitas suatu tablet tergantung pada absorpsi obatnya. Absorpsi obat tergantung pada kelarutan obat dalam cairan gastrointestinal dan permeabilitas obat melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet.
        Bahan penghancur dapat ditambahkan langsung (pada kempa langsung) atau dapat ditambahkan secara intragranular, ekstragranular serta kombinasi intra-ekstra pada granulasi. Aksi bahan penghancur dalam menghancurkan tablet, ada beberapa mekanisme, yaitu: aksi kapiler,swelling/pengembangan, heat of wettingparticle repulsive forcesdeformationrelease of gases,enzymatic action.
Tabel VII. Tipe dan jumlah disintegran/bahan penghancur yang umum ditambahkan
Disintegrant
Konsentrasi (%)
Amilum
Amilum 1500
Avicel (mikrokristalin selulosa)
Solka floc
Asam alginat
Explotab (sodium starch glycolate)
Gom guar
Policlar AT (Crosslinked PVP)
Amberlite IPR 88
Metilselulosa, CMC, HPMC.
5-20
5-15
5-10
5-15
5-10
2-8
2-8
0,5-5
0,5-5
5-10

BAHAN PELICIN
Bahan pelicin mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1. Lubricants
Lubrikan adalah bahan yang berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran akhir/final mixing, sebelum proses pengempaan. Lubrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dalam air yaitu larut dalam air dan tidak larut dalam air. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang dinginkan, sifat fisika-kimia serbuk/granul dan biaya.
Tabel VIII. Macam-macam lubrikan yang biasa digunakan pada sediaan tablet
Jenis Lubricants
Konsentrasi(%)
Water insoluble lubricants
Stearates(Magnesium Stearate, Calcium Stearate, Sodium stearate)
0,25-1
Talc
1-2
Sterotex
0,25-1
Waxes
1-5
Stearowet
1-5
Glyceryl behapate(Compritol®888)
1-5
Liquid paraffin
Sampai 5
Water soluble lubricants
Boric acid
1
Sodium benzoate, Sodium oleate, Sodium acetate
5
Sodium Lauryl sulfate (SLS)
1-5
Magnesium lauryl sulfate (MLS)
1-5

2. Glidants
Glidants ditambahkan dalam formulasi untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfunsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet. Pada tabel IX terlihat beberapa tipe glidan yang biasa digunakan.
Tabel IX. Tipe dan jumlah lubrikan yang biasanya digunakan
Glidants
Konsentrasi (%)
Logam stearat
Asam stearat
Talk
Amilum
Natrium benzoat
Natrium klorida
Natrium dan magnesium lauril sulfat
PEG 4000 dan 6000
< 1
1-5
1-5
1-10
2-5
5-20
1-3
2-5

3. Antiadherents
Antiadherents adalah bahan yang dapat mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet padapunch atas dan punch bawah. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadherent yang sangat baik.
Tabel X. Daftar antiadherent yang biasa digunakan
Jenis antiadherents
Konsentrasi (% b/b)
Talk
1-5
Magnesium stearat
< 1
Amilum jagung
3-10
Colloidal silica
0,1-0,5
DL-Leucine
3-10
Natrium lauril sulfat
< 1

COLORS DAN PIGMENTS
       Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik (aesthetic appearance and brand image in the market). Akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat/salah akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat.
Bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan yang lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Reflectance Spectrophotometry,Tristimulus Colourimetric Measurements dan Microreflectance Photometer
Tabel XI: Jenis pewarna (sintetik) yang biasa digunakan
Pewarna
Nama umum
Red 3
Erythrosine
Red 40
Allura red AC
Yellow 5
Tartrazine
Yellow 6
Sunset Yellow
Blue 1
Brilliant Blue
Blue 2
Indigotine
Green 3
Fast Green

SWEETENERS, FLAVORS
       Penambahan Pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisab, buccal, sublingual, effervescent dan tablet lain yg dimaksudkan untuk hancur atau larut dimulut.
Tabel XII. Beberapa pemanis yang biasa digunakan dalam formulasi tablet
Pemanis alami
Pemanis sintesis/buatan
Mannitol
Sakarin
Lactosa
Siklamat
Sukrosa
Aspartame
Dektrosa
        Sakarin 500 kali lebih manis dibandingkan sukrosa, kekurangannya berasa pahit pada akhir dan bersifat karsinogenik, sama seperti siklamat yang juga karsinogenik. Aspartame 180 kali lebih manis dibanding sukrosa, tetapi kurang stabil pada kondisi lembab sehingga tidak dapat digunakan dengan komponen yang higroskopis.
Flavors digunakan untuk memberi rasa atau meningkatkan rasa pada tablet-tablet yang dikehendaki larut atau hancur dimulut sehingga lebih dapat diterima oleh konsumen. Flavors dapat ditambahkan dalam bentuk padat (spray dried flavors) atau dalam bentuk minyak atau larutan (water solubleflavors. Dalam bentuk padat lebih mudah penanganannya dan secara umum lebih stabil dari pad bentuk minyak. Minyak biasanya ditambahkan pada tahap lubrikasi sebab minyak sensitif terhadap moisture dan bertendensi menguap ketika dipanaskan pada pengeringan. Jadi yang paling mungkin adalah diadsorbsikan ke dalam eksipien dan ditambahkan pada proses lubrikasi. Maksimum penambahan minyak yang ditambahkan pada granul tanpa mempengaruhi karakter tablet atau proses penabletan adalah 0,5-0,75. Aqueous flavors tidak banyak digunakan sebab tidak stabil because pada penyimpanan.

c. Bahan pengisi (diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah di cetak atau di buat. Bahan pengisi di tambahkan jika zat aktif sedikit sulit dikempa biasanya digunakan Saccharum lactis, Amylum manihot, calcii phospas, calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

d. Bahan pengikat (binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 % (panas solutio Mythylcellulosum 5%).

e. Bahan penghancur/pengembang(disintegrant)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering, gelatinum, agar – agar, natrium alginat.

f. Bahan pelicin (lubrikan/lubricant)
Berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan(matrys). Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

g. Perbaikan Aliran atau Glidan
Bahan yang dapat meningkatkan kemampuan, mengalir  serbuk, umumnya di gunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. misal: silika pirogenik koloidal.

h. Bahan Penyalut
Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya berwarna atau tidak.

i. Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa.Contohnya :

j. Bahan pewarna (coloris agent)
Berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik.